Malang mempunyai beberapa event rutin tiap tahun yang menjadi sarana hiburan warganya sekalikus untuk menarik wisatawan, salah satunya adalah Malang Flower Carnival. Event Malang Flover Carnival biasanya dihelat dalam rangka meramaikan HUT Kota Malang, namun tahun ini pelaksanaannya bersamaan dengan HUT RI ke 70. Event yang tahun ini memasuki tahun kelima seperti biasa diadakan di sepanjang Idjen Boulevard. Startnya di Simpang Balapan dan finish di depan Museum Brawijaya. #MalangKotaBunga
Hari itu, Minggu 23 Agustus 2015, lumayan banyak agenda Keluarga Biru yang harus dilakukan. Yang pertama, Mama Ivon ikutan gathering Upload Kompakan Malang di Monopoly Café. Untung lokasinya berseberangan dengan Merbabu Family Park sehingga saya bisa ajak Aim bermain di sana. Suasana di sana tak kalah padatnya dengan di kawasan Idjen Boulevard karena sebagian besar kendaraan dialihkan ke Jl. Merbabu guna mengurai kemacetan. Selesai gathering Upload Kompakan Malang lanjut agenda kedua yaitu rapat koordinasi bazaar yang akan diikuti komunitas AKU (Aneka Kuliner) Halal Malang. Kalau hari libur gini, justru Mama Ivon yang padat agendanya dan kami sebagai pendukung saja. Maklum ibuk-ibuk gaol geto loh, gabung komunitas sana-sini. #BiarEksis
Selepas bazaar kami segera meluncur ke kawasan Ijen karena takut ketinggalan acara Malang Flower Carnival. Sebenarnya di dekat tuan rumah tempat rapat juga ada karnaval 17an tapi tentu saja kami lebih memilih melihat MFC. Dugaan kami MFC sudah dimulai, kalau melihat di start-nya jelas sudah ketinggalan maka kami pun memilih melihat di depan Perpustakaan dan Arsip Kota Malang yang berseberangan dengan Museum Brawijaya.
Ketika kami tiba di lokasi, jalanan sudah dipenuhi dengan lautan manusia. Pria-wanita, tua-muda, bayi dan anak-anak tumpah ruah di sepanjang jalan Ijen. Panasnya sinar matahari siang itu tak menyurutkan antusiasme warga Malang guna menyaksikan keindahan Malang Flower Carnival. Kendaraan para penonton diparkir di ruas-ruas jalan yang berada tak jauh dari Idjen Boulevard, rezeki nomplok buat para abang tukang parkir. Selain dipenuhi dengan para warga yang ingin melihat MFC, di sepanjang jalan juga terlihat para penjual makanan dan minuman yang tak mau ketinggalan mengais rezeki dan berkah dari MFC ini.
Satu yang tiap tahun selalu dikeluhkan warga Malang dalam event tahunan ini adalah molornya acara pembukaan sehingga kami harus menunggu hingga berjam-jam. Apalagi hari itu Abah Anton, walikota Malang, juga melauching city branding terbaru Malang yaitu Beautiful Malang. Sebagai warga Malang tentu saya ingin memberikan penilaian terhadap city branding terbaru ini, kalau dari segi branding-nya sih sudah sesuai mengingat Malang dikenal juga dengan sebutan Kota Bunga dan memiliki objek-objek wisata yang indah. Tapii kalau boleh jujur penginnya sih Malang punya city branding yang lebih khas seperti Yogya Istimewa, The Shinning Batu, Malaysia Trully Asia. Andai saja Pemkot Malang membuka vote bagi para warga, mungkin saya mengusulkan Lovely Malang. Harapannya sih Malang tidak hanya menjadi kecintaan warga Malang saja namun juga Indonesia.
Trus kalau dari segi logo hmm kok terlalu biasa yaa menurut saya. Saya yakin Malang punya banyak designer grafis jagoan atau komikus yang bisa membuat logo atau ikon Malang yang unik seperti Pak Aji Prasetyo atau VB Djenggoten. Tapi saya mah apa atuuh hanya warga biasa, bisanya hanya ngeritik doang. Para pejabat di atas sana pasti punya pertimbangan khusus mengapa memakai logo tersebut. Semoga city branding terbaru Beautiful Malang ini bisa memperkuat posisi Malang sebagai salah satu kota wisata di Jawa Timur.
Kami sempat galau karena sudah garing menunggu begitu lama di depan Perpus Kota Malang, ditambah lagi Aiman yang nggak bisa diam, ada saja deh tingkahnya bikin orang lain tersenyum melihatnya. Mama Ivon ngajak melihat di dekat Gereja Ijen siapa tahu karnavalnya udah lewat. Saya pun memacu motor dengan kencang, padahal jaraknya paling hanya lima menitan saja. Emang sih karnavalnya sudah lewat tapi ya gitu penontonnya bejubel bingiiitt, kami jadi tidak bisa menonton dengan leluasa apalagi motret, boro-boro deh. Akhirnya kami balik kucing ke depan Perpus Kota Malang.
Sesampainya di depan Perpus Kota kami segera mencari lokasi yang pewe. Awalnya kami berada di sebelah timur jalan namun dengan pertimbangan nanti silau lihatnya dan motretnya nggak bagus kami pindah ke sebelah barat jalan. Penontonnya sudah makin penuh saja membuat semua ingin berada di depan sendiri agar bisa melihat karnaval dengan leluasa.
Akhirnya yang dinanti-nanti dating juga. Rombongan Malang Flower Carnival 2015 dibuka dengan atraksi marching band dari SMP Islam Ma’arif 02 Malang. Para siswi tampak cantik dan anggun dengan balutan seragam marching band berwarna merah muda, sedangkan para siswanya tampil gagah dengan seragam kombinasi hitam dan merah. Mereka tampil penuh percaya diri memperagakan atraksi bendera dan memainkan alat-alat musiknya.
Disusul kemudian dengan iringan para Kakang dan Mbakyu Kota Malang, mereka tampak serasi mengenakan baju khas Malang. Senyum ramah mengembang di wajah-wajah mereka membuat para penonton terhibur.
Dan inilah para peserta Malang Flower Carninal 2015 yang terdiri dari berbagai perwakilan dari sekolah, universitas dan instansi di Kota Malang. Beberapa sekolah yang mengirimkan perwakilannya antara lain SDN Kauman I, SMPN 3 Malang dan lain-lain. Para peserta yang masih belia itu terlihat cantik dan ganteng mengenakan kostum yang kreatif dan penuh warna.
Sedangkan yang dari tingkat PT tampak diwakili oleh para mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Malang, lalu perwakilan dari beberapa instansi pemerintahan seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata Kota Malang. Tak ketinggalan juga peserta dari masyarakat umum dan Iwama (Ikatan Waria Malang) turut serta dalam event yang tahun ini diikuti oleh 157 peserta. Terdiri dari 40 peserta anak-anak dan 117 peserta kategori dewasa.
Sore itu Idjen Boulevard ibarat catwalk yang menjadi ajang unjuk diri para designer menunjukkan kreatifitas dan cita rasa seninya. Berbagai macam bunga menjadi inspirasi para designer dalam mendesain kostum seperti mawar, tulip, kamboja bahkan Bunga Bangkai Raflesia Arnoldi. Kostum bunga para peserta tak hanya mengangkat budaya lokal seperti Topeng Malang, namun juga budaya dari daerah lain seperti Kuda Lumping, Leak dari Bali dan Ondel-Ondel Betawi. Bahan-bahan yang dipakai pun beragam seperti dari kain, karet bahkan ada yang terbuat dari plastic dan kepingan cakram CD. Di antara peserta MFC kemarin bahkan ada yang mendesain sendiri kostum bunganya, salut dan angkat jempol deh buat mereka.
Semoga event Malang Flower Carnival ini tetap rutin diselenggarakan setiap tahun di Malang. Tentunya dengan adanya peningkatan baik dari segi kreatifitas, kualitas dan kuantitas peserta. Selain itu juga perlu ditanamkan kedisiplinan dari para penonton dalam menikmati karnival bunga agar tidak melanggar batas jalan sehingga menyebabkan hampir semua peserta karnaval kesulitan ketika berjalan memperagakan kostumnya. Kebanyakan sih ingin mengambil gambar atau berfoto bersama peserta. Kalau hanya satu-dua kali tidak mengapa, ada penonton yang hampir semua peserta diajak foto bersama sehingga selalu saja berhenti di depannya. Tak ayal mengundang sorak-sorai dari penonton yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H