Sedangkan yang dari tingkat PT tampak diwakili oleh para mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Malang, lalu perwakilan dari beberapa instansi pemerintahan seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata Kota Malang. Tak ketinggalan juga peserta dari masyarakat umum dan Iwama (Ikatan Waria Malang) turut serta dalam event yang tahun ini diikuti oleh 157 peserta. Terdiri dari 40 peserta anak-anak dan 117 peserta kategori dewasa.
Sore itu Idjen Boulevard ibarat catwalk yang menjadi ajang unjuk diri para designer menunjukkan kreatifitas dan cita rasa seninya. Berbagai macam bunga menjadi inspirasi para designer dalam mendesain kostum seperti mawar, tulip, kamboja bahkan Bunga Bangkai Raflesia Arnoldi. Kostum bunga para peserta tak hanya mengangkat budaya lokal seperti Topeng Malang, namun juga budaya dari daerah lain seperti Kuda Lumping, Leak dari Bali dan Ondel-Ondel Betawi. Bahan-bahan yang dipakai pun beragam seperti dari kain, karet bahkan ada yang terbuat dari plastic dan kepingan cakram CD. Di antara peserta MFC kemarin bahkan ada yang mendesain sendiri kostum bunganya, salut dan angkat jempol deh buat mereka.
Semoga event Malang Flower Carnival ini tetap rutin diselenggarakan setiap tahun di Malang. Tentunya dengan adanya peningkatan baik dari segi kreatifitas, kualitas dan kuantitas peserta. Selain itu juga perlu ditanamkan kedisiplinan dari para penonton dalam menikmati karnival bunga agar tidak melanggar batas jalan sehingga menyebabkan hampir semua peserta karnaval kesulitan ketika berjalan memperagakan kostumnya. Kebanyakan sih ingin mengambil gambar atau berfoto bersama peserta. Kalau hanya satu-dua kali tidak mengapa, ada penonton yang hampir semua peserta diajak foto bersama sehingga selalu saja berhenti di depannya. Tak ayal mengundang sorak-sorai dari penonton yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H