Di penghujung malam, ia masih terjaga. Semburat wajah senggugukan. Menengadah kedua tangan. Munajatkan pinta dalam lirihnya. Seperti malam-malam sebelumnya, Pak Khoiruddin Ali berselaras dengan qiyamul lail. Bening air mata tak terkira. Matanya merah, Bukan mata biasa. Sembab oleh tangis penuh doa.
Hari ini, hari bersejarah. Bukan untuknya, tapi untuk putrinya. Nandira Ali. Benaknya terpaku, Oleh denting waktu. Putrinya kan dilamar pemuda seberang. Haruskah ini terjadi? Putri kecilku kan dibawa pergi? Dalam keheningan, usai munajat penuh hikmad, Pak Khoiruddin menuliskan bait-bait kasih sayang untuk putri semata wayang.
“Duhai engkau putriku tersayang. Tahukah engkau ayah tak bisa tidur malam ini? Menepis rasa sendu tak beralasan. Akan peristiwa esok hari. Ini adalah tugas ayahanda, putriku. Menikahkanmu, bila waktunya tiba. Dan kini pemuda itu datang. Seakan ingin membawamu jauh...
Putriku tersayang,
Ayah sadari sepenuhnya bahwa ini akan menjadi awal baru kehidupanmu. Sebab setelah ini, ada ia di sampingmu. Ia yang akan membawamu. Ia yang akan menafkahimu. Ia yang kian mencintaimu. Ia yang kan melindungimu. Menjadikanmu yang teristimewa.
Putriku tersayang,
Taatlah pada suamimu kelak. Jadilah istri yang solehah bagi dirinya. Penuhilah kewajibanmu sebagai istrinya, ibu dari anak-anaknya. Muliakanlah ia sebagai imam dalam rumah tanggamu. Cintai dan sematkanlah cinta itu, layaknya Fatimah Azzahra yang menyematkan cintanya pada ‘Ali bin Abi Tholib. Semoga cintamu kepadanya memperoleh ridho dari Sang Mahacinta.
Putriku,
Jadilah madrasah terbaik bagi anak-anak keturunanmu. Didiklah cucu-cucu ayah dengan kelembutan. Dengan kasih sayang. Dekatkanlah selalu anak-anakmu dengan indahnya syariat Islam. Agar kelak mereka tumbuh menjadi anak-anak yang soleh/solehah.
Putriku,
Maafkan ayah, bila ayah belum membahagiakanmu. Belum memenuhi keinginan keinginan hatimu. Tapi yakinlah putriku, engkau adalah gadis kecilku. Yang kuasuh dengan segenap jiwa ragaku.
Putriku,
Bila engkau tinggal jauh, ingatlah ayah dan ibumu selalu. Doakan kami dalam setiap sujud-sujudmu. Kunjungilah kami karena kunjunganmu adalah kebahagiaan bagi kami. Ingatlah selalu rumah ini dalam sanubarimu, wahai putri kecilku.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI