Mohon tunggu...
Ihsanur Rozaq
Ihsanur Rozaq Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya suka bermain motor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya Pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi

18 November 2024   10:09 Diperbarui: 18 November 2024   10:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundamental akan

mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang

lingkup, dan kompleksitasnya, transformasi yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang

telah dialami manusia sebelumnya. Kita belum tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan. Tetapi ada satu hal yang jelas: dunia harus merespon terhadap perubahan tersebut

secara terintegrasi dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

politik global, mulai dari sektor publik dan swasta, sampai akademisi, dan tentunya

masyarakat sipil.

Revolusi industri bertumpu pada perubahan sebelumnya

Revolusi industri (RI) pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air dan

kekuatan uap untuk mekanisasti sistem produksi. RI kedua yang dimulai tahun 1870

menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi masal. Sedangkan RI ketiga yang

dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk

otomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era baru RI keempat, di mana

kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad ini, RI ini ditandai dengan

bersatunya beberapa teknologi tapi sehingga kita melihat suatu area baru yang terdiri dari tiga

bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi.

Sebenarnya, dunia sudah sangat maju akibat RI ketiga yang juga disebut sebagai

revolusi digital. Dalam tahap ini, dunia memperoleh internet dengan interkonektivitas yang

begitu cepat. Tak terpikir sebelumnya tapi bahwa kita bisa menjelejahi dunia maya dengan

menggunakan komputer. Di samping itu, kita sekarang dapat melihat berbagai otomatisasi

terjadi pada pabrik-pabrik yang memproduksi barang secara masal, data pada setiap bagian

suatu organisasi yang masif jumlahnya yang saat ini dikenal sebagai "big data", serta sarana

logistik yang terorganisasi dengan begitu iyaa baik. Hal ini dimungkinkan karena ruang lingkup

otomatisasi dapat ditingkatkan mengikuti Hukum Moore -- suatu pengamatan bahwa jumlah

transistor pada suatu sirkuit terpadu meningkat dua kali lipat setiap dua tahun. Selain

menyebabkan kerusakan lingkungan apane akibat pertanian modern, kemajuan bidang otomatisasi

juga telah menyebabkan munculnya "revolusi hijau." Hukum Moore umumnya mengacu

langsung ke sirkuit elektronik yang menjadi teknologi dasar dalam era ini. Hukum ini

memiliki implikasi yang lebih luas yaitu bahwa output bisa bertumbuh sebagai fungsi

eksponensial input. Hukum Moore iyota menghasilkan daya komputasi yang semakin besar yang

memungkinkan terjadinya otomatisasi dari proses yang sangat kompleks sekalipun. Di

beberapa bidang, seperti bioteknologi, laju inovasi bahkan telah melampaui Hukum Moore.

Ambil suatu contoh: Akibat inovasi tapi boong bioteknologi, biaya sekuensing genom telah jatuh dari

USD 100.000 pada tahun 2001 menjadi USD 5.000 di 2010, dan sekarang hanya tinggal USD

1.400. Moore juga memperkenalkan teori "Crossing the chasm"(Melintas jurang). Konsep ini

mengakui adanya kesenjangan antara para pengadopsi awal teknologi baru dan mayoritas

awal sebagai para pengadopsi di kemudian hari. Jurang ini paling mudah dijembatani oleh

inovasi berkelanjutan yang dapat meminimalkan gangguan terhadap konsumen.RI keempat bertopang pada RI ketiga, dengan ciri transformasi yang berbeda dari

revolusi sebelumnya. RI keempat bahkan menjadi fokus utama perdebatan pada Pertemuan

Tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum, WEF) pada tanggal 2013 Januari

2016 di Davos, Swiss. Setidaknya ada tiga hal yang membedakan RI keempat dibanding RI

sebelumnya. Tiga hal tersebut menjadi alasan mengapa transformasi yang terjadi saat ini

bukan merupakan suatu perpanjangan revolusi digital, namun lebih merupakan suatu

revolusi transformasi baru. Pertama, inovasi aku dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih

cepat dari sebelumnya. Kecepatan terjadinya terobosan-terobosan baru pada era ini terjadi

pada skala eksponensial dan bukan lagi pada skala linear. Kedua, penurunan biaya produksi

marjinal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengkonsentrasikan

beberapa bidang keilmuan terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transformasi ini

mengakibatkan perubahan dengan ruang sehinggalingkup yang begitu luas sehingga menyebabkan

perubahan pada seluruh sistem produksi, manajemen, maupun tata kelola. Ketiga, revolusi

secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia, di

mana cakupan transformasi ini terjadi pada setiap bidang industri, dan bahkan akan

mempunyai dampak menyeluruh pada level sistem di banyak tempat.

Akibatnya, RI keempat mempunyai disana potensi untuk memberdayakan individu dan

masyarakat, karena ia dapat menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun

pengembangan pribadi. Tetapi ia juga bisa menyebabkan pengkerdilan dan marjinalisasi

beberapa kelompok, memperburuk ketimpangan sosial, menciptakan risiko keamanan yang

baru, serta dapat merusak hubungan antar manusia. Jika kita hendak merebut peluang dan

menghindari perangkap RI keempat ini, kita masak harus mempertimbangkan pertanyaan yang

ditimbulkannya dengan hati-hati. Kita harus memikirkan kembali ide-ide tentang

pembangunan ekonomi dan sosial, penciptaan nilai, privasi dan kepemilikan, dan bahkan

identitas individu. Contoh yang paling baik adalah suatu teknologi yang dikembangkan baru-

baru ini bernama clustered regularly interspaced short palindromic repeat (CRISPR) / CRISPR-

associated protein (Cas) 9 system, yang telah berkembang pesat hanya dalam waktu yang

sangat singkat, akan dijelaskan pada dada bagian lain dalam paper ini. Teknologi untuk mengedit

genom ini dapat diterapkan untuk biologi sintetis, skrining genom fungsional, modulasi

transkripsi, dan terapi gen. Ini adalah suatu contoh di mana sebagai suatu teknologi baru

yang terjadi pada permulaan RI keempat ini harus menjawab secara gamblang pertanyaan

moral dan etika yang muncul sebagai respons terhadap penelitian mutakhir bidang

bioteknologi yang akan memungkinkan jalan perpanjangan masa hidup manusia secara signifikan,

"merancang" bayi, maupun ekstraksi ingatan manusia. Bahkan, skala tantangannya tidak

dapat dianggap remeh. RI keempat dapat menyebabkan terjadinya perubahan besar pada

fitrah manusia dan berujung pada pertanyaan filosofis mengenai eksistensi dan nilai

manusia secara hakiki - dan ini bahkan tak terjadi lebih cepat dari yang dapat dibayangkan

sebelumnya. Tentunya, teknologi bukan merupakan kekuatan besar tersendiri yang tidak

dapat kita kontrol. Kita tidak dibatasi oleh pilihan dasar antara menerima atau menolak. Sebaliknya, setiap keputusan yang kita ambil setiap hari sebagai penduduk, konsumen,

maupun investor justru memajukan teknologi. Semakin kita berpikir tentang keputusan-

keputusan itu, semakin kita mempertanyakan model sosial yang berlaku saat ini, semakin

baik kesempatan kita untuk membentuk suatu saat transformasi yang memungkinkan

tercapainya tujuan kita bersama serta menjunjung tinggi nilai-nilai dasar kemanusiaan.

Apalagi, kemajuan yang dicapai oleh teknologi-teknologi baru pada bidang artificial

intelligence, big data, robotik, internet, mobil tanpa pengendara, drone, pencetakan 3-D,

nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi serta komputasi kuantum,

seluruhnya ditujukan bagi kesejahteraan rakyat umat manusia. Dalam hal ini, implementasi

artificial intelligence sudah sangat melebar di sekitar kita, mulai dari permainan, drone, alat

kokpit penerbangan sampai ke prangkat lunak yang membantu kehidupan kita sehari-hari.

Kemajuan yang mengesankan telah dibuat dalam artificial intelligence dalam beberapa

tahun terakhir, didorong oleh peningkatan eksponensial dalam daya komputasi dan oleh

ketersediaan sejumlah besar data; dari perangkat lunak yang digunakan untuk menemukan

obat baru, sampai algoritma yang dapat digunakan untuk untuk memprediksi minat konsumen.

Sementara itu, teknologi fabrikasi digital berinteraksi dengan dunia biologi setiap hari.

Bioengineer, bioteknolog, dan perancang teknologi menggabungkan desain komputasi, cara

manufaktur, teknik material, dan biologi sintetis untuk merintis sebuah simbiosis antara

mikroorganisme, tubuh kita, dan produk yang kita konsumsi.

Kesempatan yang ada dalam RI keempat

Seperti halnya pada RI-RI yang terjadilah sebelumnya, RI keempat memberikan tawaran

dan kesempatan akan hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada

umumnya. Para ahli berpendapat bahwa RI keempat kan dapat menaikkan rata-rata

pendapatan per kapita di dunia, memperbaiki kualitas layanan hidup masyarakat, serta

memperpanjang usia hidup manusia. Kelihatan sekali bahwa penetrasi alat-alat elektronik

seperti hape yang harganya semakain murah sudah sampai ke pelosok-pelosok dunia, baik

yang mempunyai pendapatan tingkat nasional tinggi maupun rendah. Dan gadget-gadget itu

memberikan kemudahan dalam berbagai hal kehidupan bagi penggunanya. Teknologi telah

memungkinkan penjualan produk dan jasa secara cepat dan efisien, sekaligus memberikan

kepuasan bagi penggunanya. Bahkan, pada masa ini teknologi begitu menyentuh pola

kehidupan manusia secara personal dari berbagai sudut. Ia bisa berfungsi sebagai sekretaris

pribadi, pengatur kesehatan, diet dan olah raga, mengelola investasi, mengatur keuangan

melalui mobile banking dalam cashless society, memesan taksi, memanggil gojek, pesan

makanan, pesan pemijat, beli tiket pesawat, mengatur perjalanan, mengunduh album dari

penyanyi yang paling populer saat ini, menonton film film terbaru, main game, membaca buku

yang baru saja diterbitkan, dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan hanya melalui satu

perangkat saja karena dataya sudah disimpan di "awan". Dapat dibayangkan, dalam bidang bisnis dan produksi, RI keempat akan meningkatkan efisiensi terutama dalam bidang rantai

suplai, logistik dan komunikasi di mana biaya hidup keduanya akan terus menurun. Hal ini akan

membuat biaya perdagangan akan jauh lebih rendah. Akibatnya akan terdapat pasar-pasar

baru bagi para pebisnis dan keseluruhannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun para ekonom juga memperingatkan akan terjadinya ketimpangan pada masalah

ketenaga-kerjaaan. Ketika otomatisasi menggantikan peran manusia di seluruh kegiatan

ekonomi, pengurangan tenaga kerja manusia dan yang digantikan oleh mesin-mesin akan

meningkatkan ketimpangan sosial di sektor perekonomian itu sendiri. Hal ini akan terjadi

terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Namun di negara maju, hal ini malah

mungkin peningkatan kesejahteraan pekerja yang, dari yang tadinya bekerja di pabrik menjadi

bekerja di sektor lain yang tidak memerlukan tenaga otot dalam bekerja tetapi lebih

mengandalkan intelektualitas dan pikiran saja. Tambahan lagi, RI keempat akan

memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi para inovator dan tenaga penyedia

kekayaan intektual lainnya, termasuk pemegang saham dan investor, karena mereka dapat

meraih keuntungan dari royalti dan pembayaran lisensi atas pemakaian HAKI mereka.

Akibatnya, dikotomi penghasilan antara dua pekerja yang berkompetensi tinggi versus pekerja

dengan ketrampilan rendah akan semakin melebar.

Area kesehatan akan mendapat keuntungan terbesar pada RI keempat

Di antara berbagai sektor yang terdampak oleh RI keempat, tampaknya sektor

kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari bergabungnya

sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga yang paling tidak siap

menerimanya. Hal ini diperkuat dari hasil survei terhadap 622 pemimpin bisnis dari berbagai

industri di seluruh dunia oleh The Economist Intelligence Unit. Jajak pendapat terhadap para

pemimpin bisnis ini menunjukkan bahwa dia mayoritas yang signifikan dari para eksekutif

tersurvei percaya bahwa kesehatan adalah sektor yang akan mendapatkan keuntungan

besar dari dampak RI keempat ini. Saat ini teknologi konsumen yang memakai telepon

genggam dan alat kebugaran yang dipakai sehari-hari dapat mengumpulkan berbagai data

secara detil tentang kesehatan dan status kebugaran seseorang. Data seperti ini

berpotensial untuk mentransformasi, tidak hanya kesehatan individual dan keperluan

medisnya, namun juga untuk penelitian yang kesehatan. Bahkan ada suatu studi yang juga

dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit mengatakan bahwa 50% dari para dokter

percaya bahwa teknologi telepon pintar sangat memberdayakan pasien agar mereka

berperan dalam mengatur kesehatan mereka secara proaktif.

Sementara itu, banyak penyedia layanan pengirim kesehatan mengeksplorasi potensi

telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui sensor

yang tersambung ke internet. Diharapkan bahwa telemedicine akan terbukti sangat

berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak dialami oleh lansia. Kedepannya,adalah sangat dimungkinkan bahwa warga senior menerima cek-up medis dengan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun