Mohon tunggu...
Ahmad IhsanulHafiz
Ahmad IhsanulHafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku seorang mahasiswa di Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, Saat ini aku mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan di fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Daya Beli Masyarakat yang Membuat Produk Smartphone Lokal Berjatuhan

12 Oktober 2021   20:30 Diperbarui: 12 Oktober 2021   21:29 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya beli masyarakat yang membuat produk Smartphone lokal berjatuhan

Saat ini masyarakat Asia sedang gila-gilanya dengan smarphone. bisnis dibidang Smartphone ini sangatlah menguntungkan, banyak produsen smartphone berlomba-lomba untuk meningkatkan  kualitas dan kuantitas penjualan mereka di wilayah Asia. 

Di Indonesia banyak terdapat brand-brand luar tenama menjual produk mereka seperti  iPhone, Samsung, Oppo, Vivo, Xiaomi, dll. 

Karena keinginan masyarakat akan produk-produk smartphone yang tinggi serta standar pertimbangan masyarakat untuk membeli salah satu produk smartphone tersebut banyak membuat produsen-produsen lokal kalah bersaing dengan produsen luar negeri.

Masyarakat Indonesia kebanyakan saat memberikan patokan  untuk sebuah smartphone yang mereka ingin beli berdasarkan spesifikasi, nama brand, serta yang paling dipertimbangkan yaitu adalah harga.

  • Spesifikasi, merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan karena masyarakat menginginkan spesifikasi smartphone yang mereka ingin beli sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti baterai besar, kamera bagus, mesin dengan tenaga yang mumpuni, serta desain yang cantik.
  • Nama Merek, Saat ini dikalangan anak muda atau kaum milenial banyak dari mereka memandang sebuah smartphone harus berasal dari merek ternama, seperti salah satu contohnya adalah merek iPhone, Berdasarkan laporan dari University of Chicago dan National Bureau of Economic Research, iPhone ternyata kerap dikaitkan sebagai penanda seseorang dapat digolongkan kaya di Amerika Serikat. "Selama beberapa tahun terakhir, tidak ada merek yang dapat memprediksi status ekonomi seseorang, tapi hal itu terjadi pada iPhone," tulis peneliti dalam laporannya seperti dikutip dari Business Insider. Saat ini di Indonesia itulah yang terjadi, masyarkat membeli produk tersebut agar status ekonomi mereka terlihat baik dihadapan teman, serta kerabat mereka.
  • Harga, dari dua faktor diatas harga merupakan faktor terpenting bagi masyarakat untuk membeli sebuah produk smartphone. Mereka  memberikan standar seperti sebuah smartphone harus memiliki spesifikasi serta tampilan yang bagus namun dengan harga yang terjangkau.“ Hasil survei penggunaan TIK serta implikasinya terhadap aspek sosial budaya masyarakat di Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia sudah memiliki smartphone. Jumlahnya hampir mencapai 2/3 dari total masyarakat Indonesia atau dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak memiliki smartphone. Fitur menarik yang dapat memberikan pengalaman konektivitas ke dunia maya dan semakin banyaknya smartphone yang dijual dengan harga murah di pasaran dapat menjadi pemicu tingginya kepemilikan smartphone di Indonesia.” dikutip dari indonesiabaik.id.

Dari semua faktor itulah yang membuat produsen smartphone lokal saat ini kurang mampu bersaing dengan produsen luar negeri, dari faktor seperti spesifikasi yang diberikan oleh smartphone lokal tidak mampu menyaingi smartphone luar , bisa saja memberikan spesifikasi yang sama namun dengan harga yang lebih tinggi dari merek luar karena mahalnya impor mesin untuk smartphone tersebut. Merek lokal biasanya dianggap jelek oleh masyarakat Indonesia itu sendiri karena tidak mampu memberikan produk yang sesuai dengan standar mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun