Nak.
Ingatlah ayahmu tidak akan beri kau harapan harapan palsu, cerita sejarah kelam ayah yang hampa.
Nak.
Tau kenapa kau hadir disini, hanya karena satu alasan yakni cinta selain itu cerita bohong dari ibumu.
Nak.
Paling tidak kuatlah seperti ayahmu ini, kasihi seperti ibumu. Selebihnya hakmu.
Nak.
Pukul saja kawanmu yang pemalas sebab dia akan menghalangi jiwa revolusimu yang membara.
Nak.
Jangan percaya pada kekasih gelap mu, cukup percaya saja pada cinta murnimu yang banyak cahaya.
Nak.
Pada fase tertentu kau akan tertawa,sedih,kecewa bahkan memaki betapa rusaknya tempat mu saat ini, tapi ingat kau hadir kerna cinta.
Nak.
Jangan sekali-kali kau ragu, hajar saja selagi itu benar, selagi itu berfaedah, selagi itu ada yg perlu di bela, bakar sekalian saja.
Nak.
Jangan mencoba-coba jadi seperti ayah dan ibumu atau orang lain, jadilah dirimu seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H