Mohon tunggu...
Ihsan Natakusumah
Ihsan Natakusumah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Laku urip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jualan Isu Ekonomi untuk Pilpres, Sandiaga Uno Kritik Pemerintahan Jokowi

23 Agustus 2018   15:40 Diperbarui: 23 Agustus 2018   15:42 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Isu ekonomi sejak dulu kerap dijadikan bahan bakar bagi oposisi untuk menyudutkan pemerintah. Kadang tanpa data yang valid dan kuat, mereka juga gemar menggunakan isu kemiskinan sebagai 'barang dagangannya'.

Apalagi saat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) seperti saat ini. Berbicara perkara ekonomi seolah menjadi propaganda wajib untuk menghajar petahana.

Hal itu pula yang sedang dilakukan oleh Cawapresnya Prabowo Subiyanto, Sandiaga Uno. Menurutnya, permasalahan ekonomi sehari-hari membuat masyarakat resah saat ini.

Hal itu karena pemerintah disinyalir hanya memikirkan aspek ekonomi makro saja, tanpa memperhatikan dinamika ekonomi mikro pada rakyat.

Tentu saja, klaim Sandiaga Uno itu belum bisa dikatakan valid dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Pasalnya, dia hanya menyitir pernyataan dari beberapa warga yang ditemuinya saja untuk mengatakan hal demikian.

Bahan pernyatannya itu bukanlah berdasarkan data dari badan statistik atau hasil penelitian yang valid dan obyektif. Sehingga lebih terkesan subyektif berdasarkan perasaannya saja.

Tak aneh, memang, bila Sandiaga Uno kini berbicara soal ekonomi rakyat. Hal itu karena dia sedang berproses untuk menjadi cawapres Prabowo.

Namun sayangnya dia menggunakan isu ekonomi itu hanya sekadar untuk 'jualan' suara saja. Ia dengan cerdik memanfaatkan suara rakyat miskin untuk menghantam petahana Presiden Jokowi.

Dia selalu mempermasalahkan soal kemiskinan, padahal saat ini berdasarkan statistik kemiskinan telah berangsur turun. Dengam begitu, pernyataan Sandiaga Uno itu lebih sebagai 'gimmick' untuk menyerang pemerintah saja, alih-alih melakukan kritik yang substansial.

Kritiknya itu seperti menepuk air kena muka sendiri. Karena selama dirinya menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno tak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. Kepemimpinanya secara nyata tak berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Jakarta.

Bahkan, banyak janji-janji kampanyenya yang tidak direalisasikannya, seperti rumah DP 0 persen, atau program OK OCE.

Kita juga tak bisa mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi tak memiliki perhatian pada ekonomi mikro atau perekonomian rakyat.

Faktanya, justru pemerintahan Presiden Jokowi memiliki perhatian yang besar untuk memperbaiki sektor ekonomi rakyat itu. Beberapa kebijakan pemerintah diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan dan memperkuat ekonomi kerakyatan.

Diantaranya Presiden Jokowi telah melalukan beberapa upaya pengembangan ekonomi mikro, seperti pembentukan Bank Wakaf Mikro (BWM), memangkas bunga KUR dan mengurangi pajak UMKM.

Presiden Jokowi juga mendorong agar fasilitas-fasilitas publik diisi oleh sektor UMKM seperti di Rest Area Toll.

Kemudian, pemerintah juga telah meluncurkan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), memfasilitasi UMKM berkontribusi di Asian Games dan kebijakan lain yang berpihak kepada masyarakat.

Bahkan, pemerintah mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok di hari besar keagamaan yang selama ini biasanya terus naik. Hal ini agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Menjelang Pilpres seperti ini kita harus kritis menilai pernyataan politisi. Jangan sampai informasi yang diterima langsung dimakan mentah-mentah, melainkan harus dikunyah dengan diverifikasi terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun