Isu ekonomi sejak dulu kerap dijadikan bahan bakar bagi oposisi untuk menyudutkan pemerintah. Kadang tanpa data yang valid dan kuat, mereka juga gemar menggunakan isu kemiskinan sebagai 'barang dagangannya'.
Apalagi saat menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) seperti saat ini. Berbicara perkara ekonomi seolah menjadi propaganda wajib untuk menghajar petahana.
Hal itu pula yang sedang dilakukan oleh Cawapresnya Prabowo Subiyanto, Sandiaga Uno. Menurutnya, permasalahan ekonomi sehari-hari membuat masyarakat resah saat ini.
Hal itu karena pemerintah disinyalir hanya memikirkan aspek ekonomi makro saja, tanpa memperhatikan dinamika ekonomi mikro pada rakyat.
Tentu saja, klaim Sandiaga Uno itu belum bisa dikatakan valid dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Pasalnya, dia hanya menyitir pernyataan dari beberapa warga yang ditemuinya saja untuk mengatakan hal demikian.
Bahan pernyatannya itu bukanlah berdasarkan data dari badan statistik atau hasil penelitian yang valid dan obyektif. Sehingga lebih terkesan subyektif berdasarkan perasaannya saja.
Tak aneh, memang, bila Sandiaga Uno kini berbicara soal ekonomi rakyat. Hal itu karena dia sedang berproses untuk menjadi cawapres Prabowo.
Namun sayangnya dia menggunakan isu ekonomi itu hanya sekadar untuk 'jualan' suara saja. Ia dengan cerdik memanfaatkan suara rakyat miskin untuk menghantam petahana Presiden Jokowi.
Dia selalu mempermasalahkan soal kemiskinan, padahal saat ini berdasarkan statistik kemiskinan telah berangsur turun. Dengam begitu, pernyataan Sandiaga Uno itu lebih sebagai 'gimmick' untuk menyerang pemerintah saja, alih-alih melakukan kritik yang substansial.
Kritiknya itu seperti menepuk air kena muka sendiri. Karena selama dirinya menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno tak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. Kepemimpinanya secara nyata tak berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Jakarta.
Bahkan, banyak janji-janji kampanyenya yang tidak direalisasikannya, seperti rumah DP 0 persen, atau program OK OCE.