Kalau baca-baca di artikel di Kompasiana, banyak hal menarik. Mulai dari artikel copy paste, prediksi, hujatan, analisis ilmiah, reportase, fiksi atau jenis artikel lainnya. Semua berhak menulis atau berhak menanggapi. Artikel tersebut sedikit banyak merepresentasikan pola pikir, tingkah laku atau keyakinan dari penulisnya. Saya belum tahu banyak mengenai demografi penulis, komentator dan pembaca artikel kompasiana. Tapi, setidaknya saya jadi mengenal berbagai karakter penulis maupun komentator kompasianer. Beberapa karakter yang muncul seperti sabar, emosional, rasional, netral, menghujat, mudah percaya isu, kritis, defensif, ofensif, tegas, keras, ngeyel, plin plan, to the point, ngalor ngidul dan lainnya. Tapi yang paling menarik -setidaknya menurut saya-, ada dari kita yang kadang berperan sebagai hakim atau Tuhan. 1. Memvonis Dengan bekal informasi seadanya, kabar burung, katanya, berita, prasangka, berita atau -yang lebih keren- analisis, penulis sudah menjatuhkan vonis tertentu pada seseorang, lembaga atau kelompok. 2. Meramal masa depan secara pasti Masih dengan bekal informasi seadanya, kabar burung, katanya, berita, prasangka, berita atau -yang lebih keren- analisis, penulis meramalkan kejadian tertentu pada seseorang, lembaga atau kelompok di masa akan datang. 3. Merasa diri paling dan pasti benar. Kebenaran mutlak ada pada Tuhan. Manusia dengan daya pikir dan retorikanya dapat membuat hal yang salah menjadi benar atau benar menjadi salah. Ada dari kita yang merasa diri paling dan pasti benar menyamai derajat Tuhan. Sebagai pembaca akhirnya kita dilatih memilih, memilah, menyaring, merasionalisasikan, menimbang, membandingkan sampai mendapat pelajaran dari artikel dan berita yang tersedia. Kalau ada ciri-ciri lain atau masukan monggo ditambahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H