Mohon tunggu...
Ihsan Mahdi
Ihsan Mahdi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Pena

Membaca Aku Hidup. Menulis Aku Merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Yuk, Cari Masalah"

18 Oktober 2020   15:40 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:32 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : brilio.net)

Kita seringkali terjebak dalam stigma dengan menganggap bahwa masalah adalah sebuah hal yang negatif, padahal tidak seluruhnya demikian. Masalah bahkan memiliki peran penting bagi kemajuan peradaban manusia. Sebagai contoh alat telekomunikasi. Kita menyadari betul bahwa kemajuan alat telekomunikasi berwal dari sebuah masalah sulitnya untuk melakukan komunikasi jarak jauh. 

Lalu pada tahun 1878 dan 1879 pertama kali didirikan layanan telepon komersial oleh Alexander Graham Bell yang terletak di kota New Hevan di Connecticut di Amerika Serikat, dan kota London di Inggris. Penemuan hebat tersebut kemudian terus berevolusi dan berkembang menjadi beberapa jenis, seperti radio dan televisi. 

Seiring kemajuan peradaban, alat telekomunikasi menjadi salah satu barang yang sangat penting, populer, dan bernilai ekonomis. Tentu semua hal itu berangkat dari masalah yang kemudian memicu para ilmuan untuk memecahkan permasalahan yang ada sesuai dengan bidang dan disiplin keilmuan masing-masing.

Dalam dunia perkuliahan, seringkali mahasiswa akhir semester dicecar dengan pertanyaan "Sudah menemukan judul skripsi?". Penulis rasa pertanyaan yang lebih tepat bukan "Sudah menemukan judul skripsi?", melainkan "Sudah dapat masalah?". 

Sebab jika kita amati secara mendalam, judul skripsi merupakan buah hasil dari terjadinya suatu permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, sehingga menjadikan permasalahan tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk di kaji secara ilmiah. 

Dalam kehidupan sehari-hari juga relatif sering kita jumpai orang-orang resah dan gelisah ketika mendapatkan masalah. Jarang sekali yang menyadari bahwa ada maksud baik dari permasalahan tersebut. Kita terlampau sering dikuasai sudut pandang negatif, sehingga sudut pandang positif terabaikan dan berlumut tak terpakai. 

Energi negatif yang ada didalam diri selalu menggiring kita untuk memandang sebuah masalah tidak memiliki sisi positif yang dapat kita ambil. Padahal tidak seluruhnya demikian, dari masalah-lah kedewasaan dan ketrampilan kita dapat terus terasah dan terlatih.

Suatu hari penulis bertemu dengan seorang sahabat lama yang bercerita tentang permasalahan karirnya disebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman barang dan jasa. Ia mempermasalahkan sistem kantor yang seringkali berubah-ubah sehingga membuat dirinya mengalami kesulitan untuk melakukan adaptasi dengan perusahaan. 

Permasalahan tersebut mengurung dirinya dalam stigma negatif tentang inovasi dan langkah-langkah strategis perusahaannya dalam membaca peluang. Penulis bertanya kepadanya, "Apa yang dapat kamu sadari dan pahami dari sistem yang sering berubah-ubah tersebut?" 

Ia menjawab, "Tak ada hal lain yang dapat ku sadari dan ku pahami selain sistem perusahaan yang kian menyulitkan kami sebagai karyawan". Penulis bertanya kembali, "Bagaimana ternyata jika dari sistem yang sering berubah-ubah tersebut memberimu ruang dan peluang yang prestisius?" 

Ia kemudian terdiam dan sedikit berpikir sembari bertanya, "Bagaimana maksudmu?" Kemudian penulis lanjut menjawab, "Bisa jadi maksud baik dari seringnya terjadi perubahan sistem tersebut memberi kamu ruang lebih untuk dapat memberikan ide dan gagasan bagi kemajuan perusahaan, dan tentunya ide dan gagasan yang kamu tawarkan tersebut membuat perusahaan tidak sering untuk menggonta-ganti sistem yang kemudian kalian anggap terlalu menyulitkan".

Hampir satu tahun setelah pertemuan tersebut, secara tidak sengaja kami bertemu kembali. Ia mengucapkan terimakasih kepada penulis karena telah membuka sudut pandang lain (Positif) yang kemudian memberikan dampak baik bagi karirnya. 

Ia mendapatkan promosi jabatan karena dianggap mampu memberikan dan menjalankan ide dan gagasan yang positif bagi perusahaan. Sehingga perusahaannya tidak terlalu repot untuk terus mengganti sistem-sistem perusahaan yang sedikit banyak dulunya menyulitkan.

Masalah tidak sepenuhnya berbau negatif. Bahkan seringkali masalah menjadi sumber utama lahirnya segala kemudahan untuk menopang segala macam kebutuhan manusia sehari-hari. 

Masalah juga berperan untuk kemajuan sumber daya manusia. Masalah menjadi sebuah alat dongkrak untuk menjadi sarana kemajuan dalam segi kualiatas dan intelektualitas manusia. Hanya saja yang perlu disadari, tidak semua manusia memiliki mental, naluri, dan keinginan yang kuat untuk memecahkan sebuah masalah yang sedang dihadapi. 

Beberapa memilih bertahan di zona aman dan nyaman, beberapa tak cukup hati dan pikiran untuk sudi terus belajar dan belajar agar 9terbiasa jika dihapakan dengan berbagai permasalahan. Padahal, jika kita lebih membuka diri dan pikiran sedikit saja, maka sebetulnya dapat kita rasakan bahwa masalah adalah anugerah tuhan untuk awal dari sebuah kemajuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun