Mohon tunggu...
Ihsan Kusasi
Ihsan Kusasi Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan TI dan Dosen Manajemen Perbanas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Bermimpi

1 November 2013   22:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:42 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa penasaran gue terhadap para siswa sekolah ini, awalnya coba gue tebus dengan minta izin Bu Ira 10 menit untuk berbicara di depan kelas, setalah hampir 1 jam gue cuma menjadi obyek yang diabaikan semua yang hadir di kelas, dengan hanya duduk manis melakukan observasi.

Hanya 2 parameter sebenarnya yang bikin gue penasaran: apa saja seh bakat mereka masing-masing, sepenasarannya gue, apa saja seh dreams mereka. Dan ini semakin menarik:

Mulai dengan M. Qais, satu-satunya laki-laki di kelas. Dia mengaku bahwa bakatnya ada di menggambar. Dreams nya ingin menerbitkan serial komik yang menjadi terkenal, sekelas komik superhero sekarang. Hmm… wajar sekali karena sepanjang gue observasi di kelas, dia selalu membagi fokusnya dengan mendengarkan Bu Ira mengajar, sambil menggores-gores sketsa komik di atas kertas.

Ada Age, cewek mungil yang juga mengaku berbakat di gambar. Dia bermimpi menjadi "famous around the world" sebagai seorang illustrator. Hebatnya, Age sudah menempuh satu tahun penuh di kelas X (sepuluh) sebuah SMA Islam swasta terkenal di Jakarta. Dia ternyata tidak nyaman kemudian lebih memilih mengulang lagi satu tahun di sekolah ESOA untuk mengejar passion-nya.

Next, Naya. Dreams cewe ini menjadi fashion designer terkenal, karena bakat dia adalah menggambar fashion. Gue sarankan, mulai sekarang Naya sudah merancang logo untuklabel fashion dia sendiri. Kemudian ditempel di tempat di mana dia sering melihatnya, agar dia memiliki passion dan selalu fokus terhadap dreams dia.

Ada juga Aya, cewe yang berbakat menggambar, bahkan sekarang sudah sebagaifreelance illustrator di sebuah majalah anak-anak. Dia bermimpi menjadi famous painteryang lukisannya menjadi koleksi museum-museum lukisan terkenal di luar negeri, sejajar dengan lukisan Monalisa.

Perkenalkan Putri, yang pernah menjadi Ketua OSIS semasa SMP. Dia mengaku berbakat menggambar, seorang pemikir, dan tertarik pada aktivitas riset. Dreams dia cukup menggetarkan: menjadi sutradara atau penulis skenario film, dan bisa memenangkan piala Oscar dari film buatannya. Hmm… "And the winner is…"

Finally ada Fathia, atau minta dipanggil Emma. Cewe yang sebelumnya sekolah di SMP favorit di Jakarta ini merasa tidak nyaman di sekolahnya, sehingga satu tahun terakhir harus home schooling sebelum melanjutkan masuk sekolah ESOA. Dia mengaku berbakat di gambar dan disain produk. Namun dia menolak keras kalau dipanggil "seniman." Yang lebih heboh dari anak ini: dreams Emma adalah ingin bekerja di Apple Inc., mendisain produk iPhone Apple yang bisa mengambang di udara atau anti-gravitation, dan terakhir… mengambil alih perusahaan Apple agar menjadi miliknya. Wow..!

Sebenarnya sah-sah aja setiap orang punya dreams yang aneh bin nyeleneh. Jangan takut karena tidak akan terkena pasal KUHP, atau ketangkap tangan KPK, atau juga dianggap teroris oleh Densus 88. Gak masalah kalau loe punya dreams seperti ini: "Muda foya-foya, Tua kaya-raya, mati masuk Surga…" hihihi… Karena untuk masuk surga diantaranya harus memiliki harta bukan hasil korupsi, juga rajin sedekah, dan tidak lupa bayar zakat. Berfoya-foya di waktu muda juga sah-sah aja selama bukan bermaksiat, atau mengkonsumsi mirasdan narkoba.

Yang awalnya gue cuma ingin 10 menit di depan kelas, akhirnya bertambah menjadi 30 menit. Gue sangat senang berada di tengah-tengah aura generasi muda yang berbakat dan memiliki dreams untuk berhasil menjadi terkenal. Tapi gue ingatkan ke mereka, menjadi terkenal sejatinya adalah hasil dari passion seseorang dalam mengasah bakatnya.

Gue ingatkan lagi ke mereka: siapa yang tidak tahu Thomas Alfa Edison yang terkenal sebagai "penemu lampu bohlam pijar" sepanjang sejarah? Dan perlu diketahui, Edison berhasil menemukan lampu tersebut, setelah 1.000 x gagal dalam bereksperimen. Dalam hal ini, passion adalah kuncinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun