Setahun berlalu pandemi virus Covid 19 melanda Indonesia, sejak kemunculannya pada 2 Maret 2020 lalu. Virus Covid 19 atau Corona, memaksa masyarakat untuk menjalankan aktivitas secara teratur dan ketat.
Adanya Covid 19 yang masih mengintai di seluruh penjuru Indonesia, munculah gerakan  kampanye 3 M, Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak. Hal itu pula yang membuat rutinitas masyarakat kini cukup terbatas.
Memperingati hari musik Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Maret, dimana tepat hari ini. Menjadikan pelajaran berharga bagi musisi di tanah air. Salah satunya, Maskanul Hakim.
Maskanul Hakim memang bukanlah musisi terkenal, namun cita citanya menjadi sang musisi terus dikejar, meski sekarang menyandang status sebagai musisi pemula.
Pemuda berusia 18 tahun asal Bekasi itu, memiliki cerita tersendiri mengenai Covid 19 yang juga memiliki dampak terhadap dunia hiburan, khususnya industri musik.
Bagi Maskanul Hakim, Bermusik di situasi Pandemi ini memang sangat terbatas dan riskan. Namun, pria yang memiliki band dan berposisi sebagai Vokalis tersebut, tidak mau menyerah dengan keterbatasan. Ia juga mengungkapkan bahwa dunia hiburan turut berdampak pada hobinya tersebut.
"Baik nonton konser, nyanyi di cafe, genjreng bareng kawan di warung. Tapi dengan adanya pandemi ini gue belum ngerasain lagi hal kayak gitu sih, sekarang lebih menikmati nonton dan mendengarkan nya di YouTube." Ujarnya.
Pemuda yang juga dipanggil dengan sebutan Cecep itu, sangat menyadari, bahwa bandnya yang masih merangkak juga terkena imbas dengan adanya Virus Corona. Namun itu bukan alasan untuk melepas atau berhenti bermain musik. Mengatasi hal tersebut, ia masih bisa latihan, dan memainkan alat musik dan menulis lagu dirumah.
"Enggak ada alasan untuk tidak bermain musik, selagi alat masih bisa dimainkan dirumah, sembari cover lagu atau menulis lagu."Tambahnya Maskanul di sela sela kesibukan lainnya sebagai Shopekeeper.
Maskanul mendirikan bandnya yang bernama JOY AT 10, dan beranggotakan lima personel. Yaitu, Maskanul (Vokal), Fikri (Bassis), Fauzane/Mancau (Gitar Rhytm) Zacky (Gitar Melody) dan Muslim (Drummer). Joy AT 10 berdiri pada 8 Mei 2020 dan mengusung genre alternatif rock.
Maskanul dan teman bandnya mengerti betul dengan kondisi Pandemi ini. Komunikasi yang intens, mengevaluasi hasil latihan, serta mempelajari materi lagu dari musisi lainnya, yang membuat Bandnya bertahan. Meski tak jarang menguras waktu dan tenaga di situasi Pandemi ini.
Joy At 10, diambil dari tempat atau warung, kebiasaan para personil "nongkrong bareng" nomor 10 adalah, para personil selalu latihan di jam 10 malam.Â
Joy at 10 telah membuat empat lagu, dan masih tahap penyempurnaan. Salah satu lagu hits-nya ialah Pesta Yang Buruk.Â
Meski belum setahun berdiri, Joy At 10 membuktikan diri dengan memenangkan lomba dari event yang diselenggarakan oleh Indonesia Juara Emas Jakarta (IJE Jakarta) dengan predikat kategori umum lomba bernyanyi pada 17 Agustus 2020.
Sejauh ini, Cafe dan event lainnya di daerah sekitar Bekasi dan Jakarta masih menjadi daerah yang dipilih Maskanul dan Bandnya, sebagai proses menempa mental bermusiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H