Mohon tunggu...
Ihsan Fahmi
Ihsan Fahmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bekasi, Indonesia

l'Homme Sans Passe

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Saatnya AC Milan Berjaya

20 Januari 2021   17:35 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:40 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain AC Milan Merayakan Kemenangan/foto:@acmilan/twitter

Suasana di kubu AC Milan nampaknya sedang disinggahi rasa penuh harapan dan optimisme. Bagaikan macan yang mulai terbangun dari tidur panjangnya, I Rossoneri kini menatap kompetisi Serie A Italia dengan penuh rasa percaya diri.

Sebagai salah satu klub sepak bola Italia yang memiliki sejarah panjang, AC Milan bukanlah tim yang sembarangan. I Rossoneri merupakan klub yang memiliki kejayaan di Eropa. Pembuktiannya adalah, koleksi tujuh trofi liga champions dan peraih 18 titel Scudetto Italia. Dimana membawanya di urutan kedua sebagai klub yang memiliki trofi terbanyak kompetisi Liga Champion, selain Real Madrid dengan 13 koleksi trofi yang sama.

Prestasi AC Milan sebelumnya memang tidak terlepas dari skuad yang mentereng dari belahan pemain top dunia, Sebagai contoh pada 2005, setiap lini merupakan deretan pemain yang disegani oleh klub besar eropa lainnya, yaitu, Dida, Nesta, Maldini, Cafu, Jaap Stam, Kaka, Pirlo, Seedorf, Inzaghi, Crespo dan tentunya Shevchenko.    

Nestapa I Rossoneri

RafaelLeaoMenunduk/ACMilanvsFiorentina/fotolamanresmiacmilan
RafaelLeaoMenunduk/ACMilanvsFiorentina/fotolamanresmiacmilan

Namun seiring perjalanan, nampaknya AC Milan sedang dihadapkan dengan situasi yang sulit dan kritis. Beberapa faktor mulai menyebabkan klub yang bermarkas di San Siro tersebut, mengalami tren penurunan. Diantaranya, pemain bintang yang berganti klub dan menginjak usia, krisis kepemimpinan hingga menyebabkan bergonta ganti pelatih, dan hilangnya kepercayaan diri.

Hal itu dapat dilihat pada rekam jejak I Rossoneri dalam satu dekade terakhir. AC Milan terakhir kali mencicipi Scudetto liga Italia pada musim 2011 dimana Masimiliano Allegri masih menjadi arsitek. Saat itu skuad AC Milan masih diisi cukup pemain bintang dan berpengalaman, diantaranya, Abbiati, Abate, Zambrotta, Nesta, Thiago Shilva, Van Bommel, Seedorf, Gattuso, Flamini, Kevin Prince Boateng, Antonio Cassano, Alexandre Pato, Ibrhimovic dan Ronaldinho.

Pada tahun tahun mendatang, ujian bagi AC Milan kian datang silih berganti. Diantaranya, penurunan posisi klasemen akhir kompetisi Serie A. Musim 2011/2012 sebagai runner up, musim  2012/2013 diperingkat 3, 2013/2014 merosot diperingkat 8 dan (dipecatnya pelatih Masimiliano Allegri, digatikan oleh Seedorf), musim 2014/2015 terperosok di peringkat 10 (mengakibatkan gagal berpartisipasi dikompetisi antar-klub Eropa), 2015/2016 diperingkat 7, 2016/2017 peringkat mulai naik, yaitu posisi 6 klasemen.  Meski dapat mempertahankan di posisi 6 pada musim 2017/2018, AC Milan yang saat itu menjadi runner-up Copa Italia, berhak mendapat jatah bermain di liga eropa.

Tergadainya AC Milan  

Pemilik AC Milan Yong Hong Li (tengah) dinilai telah bangkrut karena hutangnya/foto: AFP Photo: Miguel Medina
Pemilik AC Milan Yong Hong Li (tengah) dinilai telah bangkrut karena hutangnya/foto: AFP Photo: Miguel Medina

Krisis keuangan juga pernah menimpa AC Milan. Hal itu terjadi ketika I Rossoneri dimiliki investor asal China, Li Yonghong. AC Milan cukup beruntung, masih bermain di liga eropa saat itu, meski terkendala Financial Fair Play oleh peraturan federasi UEFA.

Mengutip Calciomercato, AC Milan memiliki Laporan keuangan yang buruk dua musim, yaitu 2016/2017 merugi sebesar 90 juta euro dan 2017/2018 75 juta euro. Setelah membeli banyak pemain, dengan gelontoran 200 juta euro, Li Yonghong meninggalkan AC Milan dengan utang yang menggunung dan termakan harapan palsu.

UEFA memvonis AC Milan, dan melarangan tampil di kompetisi Europa League, namun AC Milan mengajukan ke  Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS), dan memenangkan banding. CAS menilai, perbaikan keuangan I Rossoneri bisa terjadi asal mengganti kepemilikan. AC Milan berganti kepemilikan ke Eliiot Management, dikarenakan LI YongHong menjaminkan AC Milan akan hutangnya ke Investor asal Amerika Serikat, Elliot Management.

Harapan Baru di musim yang Baru

Para pemain AC Milan Merayakan Kemenangan/foto:@acmilan/twitter
Para pemain AC Milan Merayakan Kemenangan/foto:@acmilan/twitter

Terlepas dari rentetaan kondisi yang terjadi baik didalam dan diluar lapangan, manajemen I Rossoneri terus berbenah. Hal tersebut mulai dari perombakan dan regenerasi skuad AC Milan. Bahkan, AC Milan berani merekrut kembali mantan straeker gaeknya yang berstatus bebas transfer di LA Galaxy, yaitu Zlatan Ibrahimovic pada pertengahan musim lalu.

Selama dua musim memperkuat AC Milan, Zlatan Ibrahimovic berhasil mencetak 56 gol dari 85 pertandingan di seluruh ajang. Ibracadabra turut membantu Milan meraih trofi Serie A 2010-2011 dan Piala Super Italia 2011.

Sebagai pemain yang berpengalaman, hadirnya Ibracadbra sangat mempengaruhi motivasi para pemain AC Milan yang masih cukup muda. Bahkan sang mantan Straeker tersebut, berhasil melesakkan 11 biji gol diakhir kompetisi musim 2019/2020, sejak kedatangannya Januari 2020 lalu.

Selain stabilnya performa Ibrahimovic, nama pemain muda kiat mencuat berkat penampilan yang tak kalah apik. Sebut saja, Frank Kessie, Hakan Calhanoglu, Brahim Diaz, Theo Hernandez, Rafael Leao dan Jens Petter Hauge. Serta loyalitas sang penjaga gawang berusia 21 tahun, Gianluigi Donnaruma.

Penampilan konsisten tersebut terlihat pada 2020/2021.  AC Milan begitu superior dalam memulai kompetisi Seria A hingga sejauh ini. Betapa tidak, dari 18 laga yang dimainkannya, I Rossoneri hanya menelan 1 kekalahan, 4 kali imbang dan mencatat 13 kemenangan. Hal itu membuat AC Milan berada dipuncak klasemen sementara dengan raihan 43 poin. Unggul tiga poin dari sang Rival Inter Milan di posisi kedua dengan raihan 40 poin.

AC Milan juga memberikan ancaman di kompetisi liga Eropa, dimana tim yang kini di asuh oleh Stefano Pioli, berhasil keluar sebagai pemuncak klasemen grup H, dengan raihan 13 poin. Dan berhasil melaju kebabak selanjutnya.

Kedatangan Mandzukic

Mario Mandzukic (foto:@acmilan/twitter)
Mario Mandzukic (foto:@acmilan/twitter)

Sadar akan performan klub AC Milan yang mulai membaik, sang manajemen menyiapkan amunisi lini depan yang tak kalah ciamik. Ya, dialah Mario Mandzukic. Pemain berkebangsaan Kroasia tersebut didatangkan pada 19 Januari 2021 dengan status bebas transfer. Ia dikontrak hingga akhir musim, dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Meski usianya yang ke 34 tahun, Mandzukic adalah penyerang berbahaya. Pemain yang pernah berseragam Juventus selama empat musim 2015-2019, berhasil mencatatkan 44 gol dari 162 pertandingan, dan memberikan empat titel Scudetto dan tiga trofi copa Italia. lain pula ketika bermain untuk Bayern Munchen, ia mengoleksi 48 gol dari 88 penampilan.

Straeker berpostur tinggi dan bertubuh kekar tersebut, nampaknya akan cocok bertandem dengan Ibrahimovic di lini depan I Rossoneri. Bersama AC Milan, ia akan memakai nomor punggung 9. Salah satu nomor keramat yang dimiliki klub.

SUMBER: 

transfermarkt

Calciomercato

CNBC Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun