Mohon tunggu...
Ihsan Aufa
Ihsan Aufa Mohon Tunggu... Novelis - Murid SMKN 11 Semarang

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Campur Tangan Takdir

20 April 2024   22:10 Diperbarui: 11 Juli 2024   00:43 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya aku kalo hujan gini gak di sana si," ucap Rangga sambil memimpin jalan menuju tempat penjemputannya. 

Mei pun mengikuti Rangga karena tidak ada satu pun orang yang dia kenal lagi. Mereka mulai melakukan pembicaraan-pembicaraan sederhana yang cukup menyenangkan. Kebetulan Mei juga akan segera pergi dari sekolah untuk magang. Rangga pun menggunakan hal itu sebagai topik pembicaraan utama. Mei juga bercerita tentang alasannya untuk magang dan beberapa hal lain. Di bawah rintikan hujan yang mulai mereda mereka mulai larut dalam pembicaraan yang sangat menyenangkan. Senyuman mulai terpancar pada wajah Rangga. Wajah bosannya berubah menjadi senyuman penuh kebahagiaan.

Tanpa di sadari keinginan sederhana Rangga dikabulkan oleh Tuhan setelah dia beribadah. Hanya dengan menjalankan kewajibannya Tuhan mau mengabulkan keinginannya. Padahal jika di lihat dari kemungkinannya. Awalnya, posisi Rangga dan Mei yang berjauhan menjadi dekat karena hujan dan keinginan tiba-tiba Rangga yang ingin pergi untuk beribadah sebentar. Di sisi lain, Mei juga langsung meninggalkan tempatnya karena banyak manusia yang tidak dia kenal mendekat padanya dan malah asik sendiri. 

Setelah cukup lama berbincang ayah Rangga datang. Rangga pun berpamitan dengan Mei dan pulang bersama ayahnya. Karena penasaran, Rangga pun bertanya pada ayahnya. 

"Yah, kok lama banget kanapa? Padahal udah janjian lho," tanya Rangga penasaran. 

"Tadi ayah ke apotik, tapi apotiknya belum bisa ngelayani. Nah dari pada ayah bolak-balik, ayah nunggu di sana," jawab ayahnya. 

Mendengar itu Rangga hanya bisa terdiam. Semuanya benar-benar terhubung. Jika bukan karena ayahnya telat maka semua kejadian tadi tidak akan bisa terjadi. Jika saja apotik itu langsung melayani ayah Rangga maka semua itu tidak akan terjadi. Jika ayah Rangga memutuskan untuk menjemput Rangga terlebih dahulu maka semua itu tidak akan pernah terjadi. 

Tuhan sudah membuat alurnya bahkan sebelum Rangga membuat permintaan. Dia bisa membuat rangkaian kejadian yang bisa mengarah pada skenario yang sesuai dengan keinginan Rangga. Tuhan itu ada, dan dia juga akan membantu hamba-hambanya yang datang untuk meminta bantuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun