Mohon tunggu...
Ihsan Taufik
Ihsan Taufik Mohon Tunggu... -

Talk Less Do More

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gila

25 Juni 2011   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otakku memang sudah bingung, tapi dengan keadaan seperti ini aku malah tambah bingung. Aku tidak menjawab pertanyaannya bukan berarti aku tidak peduli, malah dia yang tidak peduli dan berani mengusirku dengan alasan kekasihnya sudah datang padahal tak ada.

Tak ada namun ada, ada namun tak ada. Ada atau tidak ada tetap ada. Begitu katanya. Berarti maksud dari ucapannya barusan benar bahwa kekasihnya sudah tak ada, inikah yang di maksud dengan kekasihnya beda dengan orang-orang? Ternyata kekasihnya sudah bukan lagi orang, melainkan sesuatu yang telah tak ada. Mati!
Aku tidak menjauhinya karena aku ingin menemani dan menggantikan kekasihnya yang tak ada. Ah, sungguh setia sekali dia seperti apa yang aku harapkan walaupun dia berbicara dengan angin seolah-olah sedang berbicara dengan kekasihnya dan tidak menganggapku ada, aku tak peduli. aku hanya terus mengamati gerak-gerik wanita itu dan dia terus saja berbicara sambil diiringi selingan tawa seperti seorang yang baru melepaskan kerinduan yang telah lama belum tertuntaskan. Dan aku pun ikut tertawa tanpa tau kenapa harus tertawa.

Tapi rasa kesalku pun belum tertuntaskan pada kekasihku dulu, hingga aku lampiaskan saja kekesalan itu kepada seorang penjaga taman dengan menjambak rambutnya karena dia bilang menjauhlah dari wanita itu karena dia sudah gila dan sudah lama selalu berbicara sendiri di taman ini. Akhirnya penjaga taman itu pun mengatakan dan menganggap bahwa aku juga gila.

Sekarang aku tidak peduli lagi dengan omongan orang-orang mau mengatakan apa, yang jelas aku tidak ingin jauh dari wanita yang baru kukenal itu, karena kesetiaan cinta pada kekasihnya yang ada namun tak ada hingga membuat dia menjadi seperti itu. Cinta memang gila, dan aku pun mulai jatuh cinta dan tergia-gila padanya. Dan kenapa aku bisa jatuh cinta pada orang gila? Apa memang aku benar-benar gila? Entahlah.

Bandung, Juni 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun