Pondok Pesantren Darussalam, hari kemarin menggelar acara perpisahan (PAHI) yang ke 12 untuk pelepasan siswa-siswi kelas tiga yang diselenggaraan di Aula Darussalam (25/06/2011). Acara perpisahan yang selalu diadakan setahun sekali ini, bisa dibilang berbeda dari acara perpisahan tahun-tahun sebelumnya, mengingat pada tahun sekarang para panitia mengundang semua alumni Ponpes Darussalam (Melalui undangan resmi dan Facebook) dari mulai angkatan pertama hingga angkatan tahun kemarin.
Persiapan pun dimulai dari tiga hari sebelumnya dengan mengadakan acara Bakti Sosial berupa donor darah yang diadakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Sumedang. Dihadiri oleh banyak kalangan masyarakat walaupun tidak semua dari mereka bisa mendonorkan darahnya karena permasalahan kurangnya umur atau kekurangan darah dan ada juga check up kesehatan gratis dari pihak PT. Sinergy, tidak sedikit pula sebagian dari siswa-siswi Darussalam dan masyarakat pun ikut berpartisipasi didalamnya. Dan rencananya hasil dari semua itu akan disumbangkan untuk orang-orang yang tidak mampu.
Pada hari selanjutnya, dilanjut dengan acara Tabligh Akbar pada malam hari. Tidak tanggung-tanggung para panitia PAHI mengundang Ustadz Husen Abdul Aziz yang sengaja di datangkan dari Bandung. Dan pada acara puncak, pagi kemarin semua panitia disibukan dengan acara Paturay Tineung. Bertempat di Aula dengan sebuah panggung sederhana berukuran 5x4 meter dihiasi dekorasi berwarna kuning sebagai background yang menjadi tempat dimulainya acara. Acara pertama diawali penyambutan yang disampaian oleh Rifan (ketua PAHI), lalu Ustadz Saeful Bahri selaku Mudir'am, dan terakhir dari ketua RG Darussalam itu sendiri. Dilanjutkan dengan persembahan tim paduan suara dari anak-anak kelas satu dan dua dengan sangat meriah, dengan jumlah penonton yang cukup banyak memadati dan mengisi bangku yang tersedia.
Kesedihan dan air mata pun tidak bisa dibendung ketika acara pelepasan bet dan sungkeman diatas panggung dari mulai murid hingga para guru saling berpelukan dan meminta maap, semua yang hadir disana pun ikut merasakan kesedihan.
Bukan hanya itu saja, acara kreasi seni pun dimeriahkan oleh para alumni yang menampilkan sebuah nyanyian dan musikalisasi puisi. Puisi tentang anak kelas tiga yang akan pergi meninggalkan Darussalam yang ditujukan untuk para guru. Kemeriahan dan tepuk tangan dari penonton tidak berakhir sampai disitu, karena banyaknya siswa-siswi yang ingin menampilkan sesuatu yang terbaik untuk yang terakhir kalinya, ada yang menampilkan drama atau lagu yang dinyanyikan oleh murid kelas satu, dua, tiga tanpa terecuali para guru. Dan acara tersebut pun berlangsung lama hingga sore hari.
Semua kesuksesan itu tidak terlepas dari kematangan para panitia yang ingin mempersembahkan yang terbaik untuk mempersiapkan semua. Dari mulai persiapan acara, waktu, konsumsi, hingga dana yang akan dipakai. Menurut Lukman Hakim, salah satu panitia seksi peralatan mengatakan "Dana yang dikeluarkan untuk konsumsi tamu undangan saja mencapai hingga Rp.600.000, belum lagi untuk biaya dekorasi panggung dan sewa sound system alat musik" ungkapnya. Semoga acara kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H