Mohon tunggu...
Ihsan Imaduddin
Ihsan Imaduddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Hidup didunia untuk mengabdi kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belum Kondusif, Orangtua Kawatir Anak akan Tertular Covid 19 jika Sekolah Dibuka

1 Juni 2020   13:39 Diperbarui: 1 Juni 2020   13:57 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah anak sekolah pulang dari sekolah. Foto: dokumen pribadi


Melihat perkembangan kasus Covid 19 di Kepri yang sudah melibatkan anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Provinsi Kepri meminta agar pemerintah menunda terlebih dahulu rencana akan dibukanya aktifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah saat era New Normal.

Hal itu dikatakan oleh Ketua KPAID Provinsi Kepri, Erry Syahrial melalui sambungan telepon kepada kompasiana, Senin, (1/6/2020).

"Melihat kondisi saat ini dan satu bulan kedepan. Itu Covid 19, masih rentan terhadap anak. Di Kepri, anak suda menjadi korban penyebaran Covid 19. Baik itu sebagai konfirmasi positif, Pasien Dalam Pemantauan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG)." Ujar Erry.

Masih belum kondusifnya kondisi Kepri, yang mana hampir setiap hari timbul kasus baru, masih dikatakan Erry, membuat orang tua menjadi khawatir jika sekolah akan dibuka.

"Ketika sekolah dibuka, khawatir anak anak mereka akan tertular Covid 19. Kami melihat kondisi saat ini hingga kedepan belum kondusif kalau sekolah dibuka." Kata Erry.

Jika kedepan, pemerintah tetap memaksakan akan membuka sekolah, Erry kembalikan keputusan itu terhadap orang tua.

"Kalau tetap juga sekolah dipaksakan buka, kita kembalikan ke orang tua. Kalau orang tuanya tidak khawatir. Silahkan anaknya masuk. Kalau orang tua khawatir, ya tidak bisa dipaksakan. Bahkan ada orang tua menganggap lebih baik anak saya tinggal dulu sekolah. Demi keselamatan anak." Ujarnya.

Selain itu, Erry meminta agar pemerintah harus betul betul memperhatikan protokol kesehatan.

"Sekolah harus memberikan jaminan kepada orang tua, jika sekolah itu benar benar aman. Protokol kesehatan betul betul dilaksanakan. Dengan demikian orang tua jadi tidak ragu ragu dan yakin jika anaknya akan aman bersekolah." Tegasnya.

Jikapun ada yang masih ragu untuk menyekolahkan anaknya, Erry menyarankan agar pihak sekolah menjalankan 2 sistem berlajar. Yaitu, belajar tatap muka untuk anak yang diizinkan sekolah dan belajar dari sistem daring untuk anak yang tidak di izinkan untuk sekolah.

"Kami berharap demi terciptanya hak anak, ada pembelajaran darung tetap dilaksanakan.  Anak mesti mendapatkan hak pendidikan, namun keselamatan anak yang paling utama" Katanya.

Rekomendasi kami untuk pemerintah daerah, kata Erry yaitu, untuk menunda sekolah dibuka memaksimalkan belajar daring sampai situasi di Kepri benar benar kondusif. Dan tidak ada korban baru lagi.

"Menjelang satu bulan kedepan, gugus tugas pemerintah bisa bekerja maksimal. Sehingga beberapa hari kedepan tidak ada lagi korban baru. Harapannya seperti itu. Buktikan, dari hari ini sampai kedepan, grafiknya menurun, korban menurun." Demkian kata Erry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun