Mohon tunggu...
Ihsan Fitriadi
Ihsan Fitriadi Mohon Tunggu... Dosen - LSM, Peneliti

Menulis untuk mengingatkan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menuju Debat Ketiga Capres 2024: Mengenal Isu-isu dalam Materi Debat dan Harapan Pemilih

4 Januari 2024   13:48 Diperbarui: 4 Januari 2024   13:48 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Kecerdasan buatan adalah peluang baru sekaligus ancaman, issue ini melingkupi pula soal keamanan data dan kontrol digital oleh korporasi besar, fitur kemanan data Indonesia berkali-kali bobol, karenanya Capres perlu menyampaikan konsep dan opini yang jelas soal kemanan data nasional dan privasi warga negara.

5. Perang Hamas-Israel telah berubah menjadi ajang Genosida di satu sisi, tetapi di sisi lain juga merupakan tantangan langsung yang dihadapi seluruh dunia Islam -- terhadap  peradaban Islam  secara keseluruhan - dan akan berdampak luas. Perang ini telah membagi dunia kedalam dua kelompok kekuatan besar dan membuka front terdepan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejauh ini respon Indonesia - sebagai negara dengan mayorits muslim terbesar -- masih sangat minim. Perlu di ketahui labih jauh bagaimana sikap para kandidat terkait fenomena ini, terutama bagi pemilih muslim yang mayoritas.

Banyak yang beranggapan, Prabowo sebagai pejabat Menhan dan pernah malang melintang di dunia militer, mungkin lebih berpengalaman materi dalam dabet ketiga ini. Namun, sebagai kandidat yang menyatakan diri penerus Jokowi, tentu ini justru akan menjadi tantangan baginya,mengingat sejauh ini banyak kebijakan internasional dari pemerintah yang salah tempat.

Akan menjadi keunggulan bila Prabowo mampu menjelaskan kepada pemilih secara rasional dan komprehensif yang didukung data. Ini juga akan berarti satu upaya mencerdaskan pemilih, dan tidak sekedar menampilkan gimik, seperti dalam debat pertama.

Anies, sebagaimana sebelumnya akan kembali menampilkan pesona intelektualitas dan pemahaman mendalam mengenai materi debat. Soal pengalaman juga tidak kalah, diketahui sebelumnya Anies telah sering menjadi pembicara di ajang internasional - kebanyakan di negara-negara barat -- baik selama menjabat Gubernur Jakarta pun ketika masih menjadi Rektor Paramadina. Yang jadi pertanyaan, mampukan Anies memaparkan konsep dan pemikirannya menjadi sesuatu yang mudah difahami pemilih? Sehingga pemilih kemudian menganggap apa yang disampaikan Anies penting dan perlu. Bila tidak, mungkin momen debat ketiga akan menjadi titik dimana pemilih agak menjauh.

Sementara bagi Ganjar, momen debat ketiga ini perlu lebih mempertegas posisinya, apakah menarik garis tegas dengen jokowi atau masih larut dalam ilusi menjadi penerus Jokowi? Ini akan mejadi pertaruhan naik atau turunnya elektabilitas pasangan no urut 3. Sebagai catatan, Jawa Tengah adalah salah satu Provinsi yang mendapat investasi dan bantuan langsung dari tiongkok. Hal ini dimungkinkan karen selama menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar berkali-kali mengunjungi Tiongkok.

Bagaimanapun, materi-materi yang cukup "berat" dalam debat ketiga ini perlu pembahasan mendalam dari para kandidat. Pemilih perlu penjelasan yang mencerdaskan dan informasi yang cukup.

Ini penting, mengingat fungsi debat kandidat adalah: Pertama, Menyebarluaskan profil, visi dan misi, dan program para pasangan capres dan cawapres kepada pemilih dan kepada masyarakat. Kedua, Memberikan informasi secara menyeluruh kepada pemilih sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Ketiga, Menggali dan mengelaborasi lebih dalam dan luas atas setiap tema yang diangkat dalam debat.

Debat Ketiga diharapkan akan lebih berarti di banding dua debat sebelumnya. KPU sebagai penyelenggra diharapkan lebih memberi ruang dan waktu yang cukup bagi para kandidat untuk mengelaborasi dan menyampaikan pesannya. Selain itu, para panelis juga perlu difungsikan sebagaimana seharusnya, yaitu untuk menggali lebih dalam informasi dan visi misi para kandidat, yang mengharuskan adanya dialog interaktif dan bukan sekedar "tukang tulis" pertanyaan atau tukang "konclong" pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun