Al-Ustadz mondok di Assaidi sambil Kuliah di salah satu sekolah tinggi di Jakarta. Beliau tidak lama di Masjid Assaidi tapi dampak nya besar dalam perubahan Fiqih ibadah jama’ah disini. Karena penyampaian ringan mudah dimengerti, enak didengar, dan hafalan quran hadistnya banyak, ini yang disukai dari jama’ah, beliau sering mengkait kan dengan dalil dalam ucapan dan perbuatannya.
Selain memakmurkan masjid, Al-Ustadz mengaktifkan Pimpinan Cabang Pemuda Persis Senen sampai terpilih diamanahkan menjadi ketua Pemuda Persis Jakarta Pusat, ketua PW Pemuda Persis Jakarta, Ketua PP Pemuda. Semua berawal gerakan dakwah dari masjid. Membina masyarakat membangun budaya sunnah, memberantas bid’ah, meluruskan dan memperbaiki adab jama’ah. Memang betul ya masyarakat adalah universitas terbaik.
Kepergian Al-Ustadz dari Masjid Assaidi masyarakat sangat kehilangan terutama marbot masjid Pak Ali yang selalu menemani belajar, mengantarkan makan sampai mengurusi baju-bajunya. Al-Ustadz meninggalkan sebagian bukunya di masjid, sampai sekarang saya mengkoleksi buku beliau dan buku-buku Asatidz Assaidi dari masa ke masa. Dan alhamdulillah assaidi mempunyai Perpustakaan sendiri.
Singkat cerita, diakhir saya mengutip ucapan Pak Ali “Berdakwah itu harus Perih” Al-Ustadz Jeje mempraktekan itu. Dari seorang imam masjid menjadi orang besar. Sampe tahun 2016 saya di umrohkan oleh beliau. Alhamdulillah semua cerita keteladanan Al-Ustadz selalu disampaikan disetiap Kumpulan masjid, menjadi keteladan pegangan bagaimana membuat strategi dakwah kepada jama’ah kedepan.
Do’a & Restu Jama’ah masjid assaidi dan Pimpinan daerah pemuda persis jakarta pusat sebagai almamater Al-Ustadz mendukung menjadi Pimpinan Pusat Persis.
Ihsan Elhaq (Qoyyimul Masjid Assaidi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H