Mohon tunggu...
Ihsan W. Prabawa
Ihsan W. Prabawa Mohon Tunggu... -

http://www.prabawa.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

OnePlus One Review

4 Maret 2015   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:10 2413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamera belakang OPO menggunakan sensor Sony Exmor 13mp yang didukung 6 lensa untuk mengurangi distorsi, dual-LED flash, dan f/2.0 aperture untuk memotret di cahaya redup. Sensor tersebut adalah sensor generasi kedua seperti yang digunakan oleh LG G2, LG G3, dan Moto X (2014). Proses pengambilan foto cepat sekali dengan kecepatan shutter hanya 0,3 detik. Ketika memfoto dengan mode Auto, hampir nggak ada jeda antara pengambilan foto. Namun sayangnya, kamera tersebut nggak dilengkapi fitur Optical Image Stabilization (OIS) seperti pada LG G3. Selain itu, meskipun OPO memiliki dual-LED flash, keduanya menghasilkan warna yang sama. Hal ini nggak seperti “true tone” dual-LED pada iPhone 6 yang terdiri dari warna berbeda sehingga menghasilkan flash light berwarna lebih alamiah.

Aplikasi kamera OPO cukup mudah digunakan. Interface kamera hanya menampilkan fungsi kontrol yang paling penting saja. Pengguna cukup melakukan swipe atas-bawah untuk memilih predefined setting yang diinginkan. Hasil pemotretan surprisingly sangat bagus, meskipun bervariasi tergantung kondisi. Selama pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan atau dengan cahaya yang memadai, hasilnya bisa dipastikan bagus. Namun apabila pengambilan foto dilakukan malam hari atau dalam kondisi cahaya redup, kualitasnya cenderung biasa saja. Hasil foto OPO rata-rata sangat bagus, meski bukan yang terbaik. Kualitasnya hanya kalah tipis oleh jajaran smartphone papan atas seperti iPhone 6, Samsung Galaxy S5, Galaxy Note 4, dan LG G3. Apabila harga diikutsertakan dalam faktor penilaian, bisa jadi OPO adalah smartphone seharga 4,5 juta rupiah dengan kamera terbaik di dunia.

OnePlus One adalah smartphone seharga 4,5 juta rupiah dengan kamera terbaik di dunia.

Nggak hanya foto, kamera OPO juga mampu merekam video dengan sangat baik. Mampu merekam hingga resolusi 4K dan bit rate sebesar 20 Mbps. Kamera tersebut juga bisa merekam video slow motion dengan resolusi 1080p (60 fps) dan 720p (120 fps). Hasil rekaman video OPO juga belum bisa menyaingi hasil Samsung Galaxy S5 dan LG G3 karena ketiadaan Optical Image Stabilization (OIS).

Kejutan OPO sebenarnya terletak di panel depan. Saat smartphone lain menyematkan kamera depan dengan resolusinya hanya 2MP atau bahkan 1,2MP (lirik iPhone), OPO menyediakan kamera depan dengan lensa 5MP. Benar bahwa resolusi kamera nggak selalu berbanding lurus dengan kualitas foto. Namun setelah gue coba, hasil foto kamera depan OPO ternyata memang lebih baik dibandingkan smartphone lain. Selain itu, kamera tersebut memiliki rentang sudut yang lebih luas dari kamera depan konvensional, hingga sebesar 80 derajat. Hal ini merupakan kabar baik bagi mereka yang doyan selfie, karena lebih banyak orang bisa ikut masuk ke dalam foto.

Hasil Foto

Beberapa hasil jepretan menggunakan kamera belakang dan aplikasi kamera bawaan OPO. Hasil foto apa adanya tanpa diubah sedikitpun.

Baterai

Faktor terpenting dari sebuah smartphone, atau mobile device lainnya, adalah daya tahan baterai. Dengan dapur pacu kelas tinggi dan layar cantik berukuran besar, baterai OPO berkapasitas 3.100 mAh mampu menunjukkan keperkasaannya! Gue bisa melalui jam kantor tanpa kesulitan berarti. Berangkat ke kantor jam 7 pagi dengan baterai terisi penuh, gue masih mendapati sisa baterai 40% saat pulang ke rumah pukul 7 malam. Tentu ini berpulang lagi ke aktivitas masing-masing pengguna. Aktivitas yang gue lakukan biasanya: push email dari 3 account berbeda, Path, Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, Line, foto + edit, dan web browsing. Dengan pemakaian normal, baterai OPO gue setiap harinya rata-rata bisa bertahan selama 19 jam sekali charge. Sebagai perbandingan sederhana, BlackBerry Z10 dan Samsung Galaxy Note gue biasanya sudah menyerah kehabisan baterai sekitar pukul 3 sore. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil tes Anandtech dan Arstechnica yang menempatkan ketahanan baterai OPO di posisi teratas!

Berdasarkan analisis gue menggunakan aplikasi BatteryStats dan Wakelock Detector, sistem secara konsisten selalu berada dalam kondisi deep sleep saat layar mati atau system idle. Nggak ada proses yang bergentayangan menghabiskan resource. Level optimasi yang dilakukan oleh sistem operasi OPO sungguh mengagumkan.

Baterai OnePlus One sanggup bertahan selama 19 jam sekali charge.

Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah, jangan mengisi ulang baterai OPO dengan charger sembarangan berdaya kecil. Gue pernah men-charge OPO menggunakan charger BlackBerry, semata-mata hanya karena kesamaan port micro-USB keduanya. Setelah ditinggal semalaman atau kira-kira selama 7 jam, baterai OPO hanya bertambah dari 10% menjadi 70% saja. Sangat berbeda ketika men-charge menggunakan charger OPO yang berdaya besar (dan lebih stylish!), mengisi daya dari 0% ke 100% hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun