Panel belakang OPO enggak dibuat dari material umum seperti logam, karet, atau plastik, melainkan sebuah material unik yang belum pernah gue temuin sebelumnya. Teksturnya agak kasar seperti permukaan amplas. Panel belakang dibuat melengkung sehingga ergonomis dan terasa nyaman di genggaman. Panel belakang ini bisa digonta-ganti sesuai selera pengguna.
Meski panel belakang dapat dilepas, baterainya nggak bisa diganti. Ini adalah sebuah keputusan desain yang harus diambil untuk mempertahankan bentuk OPO yang kompak. Hal ini nggak perlu menjadi kekhawatiran mengingat kualitas baterai smartphone dewasa ini sudah lebih baik. Hampir seluruh smartphone generasi terbaru sudah mengadopsi non removable battery. Termasuk Samsung Galaxy S6 yang baru saja diluncurkan.
Memiliki layar berukuran 5,5”, OPO justru berukuran lebih kecil dan tipis dibandingkan Samsung Galaxy Note gue yang memiliki layar berukuran “hanya” sebesar 5,3”. Ukuran layar sebesar ini membuat OPO termasuk kategori phablet (phone-tablet), namun OPO sama sekali nggak terlihat besar dan bulky. Para insinyur OPO berhasil memuat segala komponen internal berkinerja tinggi tersebut sedemikian rupa hingga mendapatkan rasio berat dan dimensi yang optimal. Hasilnya, sebuah smartphone dengan level screen-to-body ratio sangat tinggi, hanya kalah oleh LG G3. Beratnya sebesar 162gr termasuk relatif ringan dibandingkan smartphone lain di kelasnya. Bentuknya yang ramping membuat OPO mudah untuk digenggam dengan distribusi berat terasa merata. Enggak ada kesulitan menyelipkan OPO ke dalam saku celana.
Level screen-to-body ratio OnePlus One hanya kalah oleh LG G3.
Sulit membayangkan smartphone berkualitas sebaik ini bisa ditebus dengan harga sangat terjangkau. Sebuah smartphone biasanya hanya bisa memenuhi kombinasi 2 dari 3 kriteria sebagai berikut: desain cantik, jeroan mumpuni, dan harga murah. Sebagai contoh, smartphone dengan spesifikasi tinggi dan harga murah biasanya mengorbankan aspek desain. Hal ini nggak berlaku untuk OPO yang nyaman digunakan dan enak dilihat.
Saking rapi dan detilnya desain OPO, gue sempat bingung menemukan letak tray untuk memasang SIM card. Setelah memasukkan eject tool bawaan ke sebuah lubang kecil di sebelah tombol volume, tiba-tiba sebuah SIM card tray muncul entah dari mana asalnya. OPO menyediakan dua jenis tray untuk mengakomodasi SIM card berukuran micro dan nano.
Overall, OPO memiliki desain yang modern dan bercita rasa tinggi, meski belum se-outstanding HTC One. Filosofi desain minimalisnya terimplementasi secara konsisten mulai dari desain kemasan, desain smartphone, aksesoris, hingga sistem operasi yang menjadi motor penggeraknya. Salut untuk tim OnePlus yang bisa membuat produk teknologi dengan standar sebaik ini. Nggak ada yang menyangka ini adalah produk pertama dari sebuah perusahaan kecil antah berantah.
Hardware
Display