Mohon tunggu...
Muhammad Sholihin
Muhammad Sholihin Mohon Tunggu... -

Penikmat air putih, dan pencinta senja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tagar, Kekecewaan, dan Politik Kerumunan

30 April 2018   17:18 Diperbarui: 30 April 2018   17:27 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik praktis adalah ejawatah dari nalar yang spesifik. Warna politik sangat determinan, dan ditentukan sepenuhnya oleh nalar apa yang dominan dan mempengaruhi aktor politik. Nalar yang ditemukan, dan menggerakan politik sejatinya tidak jauh berbeda dengan nalar yang menggerakkan individu dalam aktivitas ekonomi. Jika dalam ekonomi dikenal dengan homo economicus, yakni makluk ekonomi yang selalu memaksimalkan utilitas dengan mengaktivitir nalar-nalar instrumental, maka dalam politik juga dibutuhkan aktivasi nalar-nalar instrumental untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tentu kemenangan politik dan capaian kekuasaan.

Maka, keluguan seorang ibu dan anak yang terjebak pada kerumunan, ditangan dingin politikus adalah  modal politik yang harus dimanfaatkan secara efektif. Agar citra, dan ketakjuban, hingga rasa 'suka' konstituen dapat dipanen dengan maksimal. Jadi, dalam suasana seperti ini maka harapan akan kemurniaan tentu adalah sebuah hal yang naif. Sikap terbaik adalah mencurigai tindakan politik sama halnya dengan mencurigai kekuasaan. Sama-sama penting dan dibutuhkan. Dengan cara itulah, nalar yang sehat akan selalu hadir dan menguasai ruang publik.[]

*Penulis Novel "Gerhana Merah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun