Mohon tunggu...
Ihfan Rahmawadi
Ihfan Rahmawadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Who am I?

Who am I?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

3 Miskonsepsi tentang Sosiologi yang Terlambat Disadari

2 Agustus 2023   00:33 Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:28 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Berkembangnya berbagai problematika dalam konteks kehidupan sosial telah mendorong lahirnya berbagai ilmu pengetahuan sebagai solusi untuk menjawab problematika tersebut. Dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang diproduksi oleh manusia melalui proses berpikir dan bertindak dalam jangka waktu yang lama, Sosiologi menjadi salah satu ilmu yang cukup konsisten dalam mengkaji masalah sosial secara kompleks.

            Konsistensi tersebut tentu bukan tanpa alasan, sebab sejak masa awal kelahiran cabang ilmu ini, fokus awalnya membahas tentang masyarakat sebagai suatu sistem sosial. Pada akhirnya, Sosiologi mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai dengan saat ini. Saking pentingnya, ilmu ini sudah dimasukkan ke dalam kurikulum untuk diajarkan di sekolah, khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan, Sosiologi menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional ketika kebijakan ini (Ujian Nasional) masih diterapkan.

            Keadaan tersebut membuat banyak siswa yang mempelajari Sosiologi pada akhirnya memiliki ketertarikan yang cukup tinggi di bidang ini. Tidak jarang, para siswa lulusan SMA memilih Sosiologi sebagai jurusan yang akan mereka tempuh nantinya ketika melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini juga didukung dengan banyaknya jurusan Sosiologi yang terdapat di berbagai perguruan tinggi untuk mengakomodir minat para pembelajar yang tertarik di bidang studi ini.

            Meskipun demikian, tidak sedikit pula orang-orang yang salah kaprah terhadap jurusan ini, termasuk orang-orang yang kuliah jurusan Sosiologi. Berikut ini 3 (tiga) pandangan orang tentang Sosiologi yang sebenarnya keliru.

1. Pelajaran Hitung-Hitungan

          Tidak sedikit mahasiswa yang melanjutkan kuliah di jurusan Sosiologi disebabkan karena keinginan mereka untuk terhindar dari pelajaran hitung-hitungan. Sebut saja pelajaran matematika dan sejenisnya. Pelajaran ini menjadi salah satu pelajaran paling horor bagi siswa, terutama siswa jurusan IPS. Oleh karena itu, banyak dari mereka ketika melanjutkan kuliah cenderung memilih jurusan yang dianggap tidak ada pelajaran hitung-hitungannya, salah satunya jurusan Sosiologi.

          Tapi sayangnya, persepsi itu ternyata salah besar. Meskipun fokus Sosiologi adalah mengkaji tentang masyarakat secara keseluruhan, namun tetap saja terdapat mata kuliah hitung-hitungan di dalamnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan mata kuliah hitung-hitungannya sampai 4 semester atau setengah masa perkuliahan (berdasarkan pengalaman penulis). Lulusan Sosiologi yang diharapkan menjadi peneliti bidang sosial yang berkompeten tentu harus menguasai berbagai metode penelitian, termasuk metode penelitian kuantitatif. 

Untuk menunjang kompetensi di bidang riset kuantitatif, tentu harus didukung dengan penguasaan materi hitung-hitungan melalui beberapa mata kuliah, misalnya sseperti Matematika, Statistika Dasar, Statsitika Inferensial, sampai Statistika non Parametrik. Berbagai mata kuliah hitung-hitungan ini tidak hanya mematahkan ekspektasi mahasiswa baru Sosiologi yang tidak ingin mempelajari hitung-hitungan, tapi juga menjadi mata kuliah yang cukup menguras pikiran.

2. Kompleksitas Pembelajaran

         Ketika berada di bangku SMA, Sosiologi menjadi salah satu pelajaran yang paling santai dan menyenangkan. Selain karena gurunya asik, muatan materinya juga terbilang cukup mudah untuk dipahami. Dalam setiap pembahasan materi, penjelasan seputar definisi, konsep, dan teori diuraikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna oleh pikiran. Hal ini membuat proses untuk mengkontekstualisasi materi pembelajaran ke dalam kehidupan nyata menjadi lebih mudah dan menyenangkan karena substansi yang dipelajari juga cukup sederhana. Bahkan, untuk menjawab soal-soal ujian, metode menghafal materi masih sangat relevan untuk digunakan.

        Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan Sosiologi di perguruan tinggi. Bagi mahasiswa baru Sosiologi, ini menjadi salah satu culture shock tersendiri. Bagaiamana tidak, gambaran awal tentang jurusan Sosiologi yang santai dan menyenangkan sebagaimana pengalaman belajar Sosiologi pada waktu SMA ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi, termasuk bagi mahasiswa yang memilih pelajaran Sosiologi sebagai pelajaran peminatan ketika Ujian Nasional pada waktu SMA seperti penulis. 

Jika di bangku SMA hanya ada mata pelajaran Sosiologi, justru di bangku perkuliahan terdapat banyak sekali cabang-cabang lain dari Sosiologi yang dipelajari di masing-masing mata kuliah. Hal ini dikarenakan Sosiologi merupakan ilmu yang multi paradigma. Artinya, Sosiologi sebagai ilmu tidak hanya menggunakan satu paradigma untuk melihat satu persoalan, melainkan banyak paradigma lain.

        Maka dari situ lahir pula berbagai mata kuliah yang diajarkan di jurusan Sosiologi, mulai dari Sosiologi Budaya, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Politik, Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Agama, bahkan sampai Sosiologi Kesehatan. Artinya apa Bang Messi? Artinya, para mahasiswa jurusan Sosiologi dituntut untuk mampu menagnalisis berbagai persoalan sosial yang kompleks dari perspektif Sosiologi sebagai akarnya.

3. Dinamis dan Tidak Terbatas

        "Menuju tak terbatas dan melampauinya." Kalimat  ini mungkin tepat untuk menggambarkan kajian dalam Sosiologi. Banyak orang yang beranggapan bahwa kajian di dalam Sosiologi sesaui dengan definisi sederhananya (ilmu yang mempelajari tentang masyarakat) hanya membahas tentang hal-hal mendasar tentang masyarakat yang cenderung bersifat general, misalnya seperti proses interaksi, budaya, dan kearifan lokal.

Singkatnya Sosiologi dipandang sebagai ilmu yang hanya mempelajari hal-hal sederhana yang tanpa belajar pun orang-orang akan bisa menganalisis masalah yang merupakan bagian dari ruang lingkup kajian Sosiologi. Hal itu pula yang membuat banyak orang  menganggap jurusan ini santai dan bahkan cenderung dianggap sepele.

        Sekali lagi, anggapan tersebut keliru. Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, Sosiologi juga terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya peradaban manusia sebagai masyarakat yang mengisi ruang-ruang dalam sistem sosial. Perkembangan ini tentu menyangkut objek kajian sekaligus mata kuliah yang akan diajarkan kepada mahasiswa di kampus. 

Bahkan, teori-teori yang menjadi asupan utama mahasiswa Sosiologi tidak hanya sebatas pada teori-teori lama (teori klasik), tapi juga terus mengalami perkembangan sampai ke teori modern bahkan teori post modern. Mata kuliah yang diajarkan di jurusan Sosiologi juga menjadi sangat beragam dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang di dalamnya terdapat interaksi antar manusia.

        Berbagai mata kuliah di Jurusan Sosiologi yang kini sudah mulai diterapkan dan paling dianggap relate dengan kehidupan modern (tentu semua mata kuliah yang lain juga relate) di antaranya seperti mata kuliah Ekonomi Politik Dunia Digital, Humanisme Digital, Gender, Mobilitas Global, Budaya Kaum Muda, Negara Digital dan Mayarakat Global, dan berbagai mata kuliah kekinian lainnya. 

Bahkan, sudah terdapat berbagai teori yang kekinian juga, misalnya saja teori yang mengkaji tentang trend penggunaan meme di media sosial. Artinya, Sosiologi tidak terbatas pada kajian-kajian dasar tentang masyarakat yang cenderung bersifat tradisional dan berhenti pada titik itu, melainkan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman yang kita sendiri tidak pernah tahu kapan akan berakhir.

        Dari berbagai ulasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Sosiologi jauh lebih luas, lebih kompleks, dan lebih rumit dari apa yang kita bayangkan. Semoga  tulisan ini dapat memberikan pandangan baru yang lebih dalam tentang Sosiologi, terutama bagi para lulusan SMA yang ingin melanjutkan kuliah di jurusan Sosiologi. Tentu harapannya semoga banyak yang lebih tertarik lagi dengan bidang ilmu ini, bukan malah sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun