Ternate - Harga bawang, rica/cabai, dan tomat (Barito) di Kota Ternate selalu naik saat memasuki lebaran idul fitri atau Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).Â
Hal ini menyebabkan sering terjadinya inflasi atas sejumlah bapok tersebut.
Selaku Distributor Barito di Ternate, Nurjaya Ibrahim saat dimintai tanggapan beberapa waktu lalu atas fenomena musiman ini, menyatakan perlu ada langkah intervensi dari pemerintah kota (Pemkot) Ternate.
Dimana ia menyarankan, langkah pertama yang perlu dilakukan pertama ialah, pemanfaatan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk menanam rica atau tomat.
"Kalau pedagang ambil di Manado biasanya sudah di tangan ketiga, kenapa tidak ada intervensi ke petani langsung," tambah Jaya yang juga sebagai Calon Anggota DPRD Kota Ternate Terpilih.
Kata Jaya, saat ini di masa libur lebaran idul fitri Barito cenderung mengalami kenaikan signifikan, karena adanya permainan harga oleh tengkulakak (pedagang tangan ketiga) di Manado.
Jaya menyebut, biasanya karena Barito adalah kebutuhan masyarakat jelang lebaran, maka mau tidak mau demi mencukupi kebutuhan itu, pedagang di Ternate rela membayar lebih.
"Mahal atau tarada tetapkan orang mesti belanja sebab sudah jadi kebutuhan. Apalagi kebanyakan kita disini ambil di Manado," bebernya
Pemkot Ternate, terang Jaya, bisa mencoba kerjasama dengan petani secara langsung dengan turun ke sentra produksi Barito, misalnya seperti mengecek di wilayah Enrekang Sulawesi Selatan.
"Jadi disini ambil ke petani langsung jangan lagi ambil ke tangan ketiga yang ada di Manado," pungkasnya sembari menyebut hal itu dapat meminimalisir stabilitas hargaÂ
Perlu diketahui harga Bawang Merah misalnya dipasar sebelumnya masih dijual 50 ribu perkilo Namum memasuki lebaran idul fitri naik menjadi 60 ribu -Â 65 ribu per kilo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H