Mohon tunggu...
Ihdaa Fithriyah
Ihdaa Fithriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca buku dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FoMO: Mengapa Gen Z Takut Tertinggal dengan Teman Sebayanya?

13 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   21:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

FoMO atau Fear of Missing Out ditandai dengan kekhawatiran yang pervasif ketika orang lain memiliki pengalaman yang lebih memuaskan atau berharga, yang dicirikan dengan adanya dorongan untuk selalu terhubung dengan orang lain. Perasaan ini mendorong individu untuk selalu terhubung dengan informasi dan aktivitas sosial, dengan harapan tidak melewatkan hal-hal yang penting atau menarik. Penelitian oleh Buglass et al. (2017) menunjukkan bahwa individu dengan tingkat FoMO yang tinggi memiliki kecenderungan sosial untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. FoMO mendorong individu untuk terus-menerus mencari validasi eksternal melalui pengakuan sosial, sehingga mengabaikan kebutuhan kesejahteraan emosional mereka sendiri. Dibuktikan dengan penelitian oleh Baker et al. (2016) yang mengungkapkan bahwa FoMO dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan psikologis individu, termasuk peningkatan stres, kecemasan, dan perasaan kurang puas terhadap hidup.

Munculnya perasaan tidak ingin tertinggal dengan teman sebaya diakibatkan oleh adanya kecemasan dan keinginan untuk mengikuti perkembangan informasi. Adanya kecemasan pada diri individu dapat berbentuk sebagai kecemasan sosial yang berupa kecemasan terhadap informasi terkini di sekitar mereka, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Bentuk lain dari ketakutan untuk tertinggal juga dapat berupa keinginan untuk selalu tehubung dengan pengalaman berharga orang lain dilandaskan dengan kekhawatiran bahwa orang lain mungkin mengalami pengalaman yang memuaskan yang tidak dihadiri oleh dirinya.

Sebagian besar generasi Z adalah digital natives atau generasi yang lahir di era digital, termasuk ketika berkembangnya teknologi digital seperti komputer dan ponsel. Sebagai digital natives, gen z bisa dibilang piawai dalam mengakses seluruh teknologi digital. Dengan kepiawaian ini, gen z akan lebih sering terpapar informasi digital sehingga mereka tidak ingin tertinggal dengan apa yang baru dan sedang hangat di media sosial sebagai penyalur utama informasi cepat pada masa kini. Dengan seringnya keterpaparan yang intens, otomatis ketika sebagian besar mengikuti tren yang sedang populer, sebagian kecil lainnya kemungkinan akan mengikuti sehingga mereka akan selalu 'terhubung' dengan teman sebayanya.

Dalam segi ekonomi, FoMO berdampak signifikan terhadap kesehatan finansial Gen Z, yang seringkali mengarah pada pembelian impulsif dan penggunaan utang untuk mengikuti tren. Kegiatan konsumsi yang berlebihan ini akan menekan keuangan yang lama kelamaan akn mempertipis tingkat kebijakan individu dalam memilih keputusan pembelian, hanya karena ingin memiliki apa yang sedang menjadi tren. Dalam segi sosial, FoMO dapat memperbesr tekanan untuk selalu up-to-date dengan kehidupan orang lain, individu akan cemas ketika teman-temannya mengalami pengalaman yang berharga tanpa dirinya. Generasi Z juga akan lebih fokus pada dokumentasi pengalaman untuk diunggah ke media sosial daripada menikmati momen sebenarnya. Ditinjau dari segi psikologis, individu dengan kebutuhan untuk selalu mengikuti tren akan cenderung terus membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial dapat menyebabkan penurunan harga diri dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Individu Gen Z sering merasa tidak mampu ketika mereka menganggap diri mereka kehilangan pengalaman yang berharga. Tekanan untuk terus menggunakan media sosial juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih luas, termasuk depresi dan rasa terisolasi, karena individu mungkin merasa terputus dari interaksi di dunia nyata.

Selain dampak negatif, FoMO juga memberikan implikasi positif terutama dalam hal peningkatan keterlibatan dan motivasi pengembangan diri. Rasa takut kehilangan kesempatan mendorong mereka untuk lebih aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, profesional, dan komunitas, yang membantu memperluas jejaring serta memperkaya pengalaman hidup. Selain itu, dorongan untuk tetap sejajar dengan teman sebaya memotivasi Gen Z untuk terus belajar, mengembangkan keterampilan baru, dan terlibat dalam kegiatan pengembangan diri. Dengan pengelolaan media sosial dan rasa keinginan untuk tidak tertinggal dengan teman sebaya yang lebih bijaksana dan efektif, akan memberikan implikasi positif bagi individu generasi Z.

REFERENSI

Baker, Z. G., Krieger, H., & LeRoy, A. S. (2016). Fear of missing out: Relationships with depression, mindfulness, and physical symptoms. Translational Issues in Psychological Science, 2(3), 275--282. https://doi.org/10.1037/tps0000075

Buglass, S. L., Binder, J. F., Betts, L. R., & Underwood, J. D. M. (2017). Motivators of online vulnerability: The impact of social network site use and FoMO. Computers in Human Behavior, 66, 248-255. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.09.055

Chakrabarti, D. (2024). Sebuah Studi tentang Dampak FOMO (Fear of Missing Out) Media Sosial terhadap Generasi Z. Jurnal Elektronik SSRN. https://doi.org/10.2139/ssrn.4964157

Damri, R., Oksanda, E., & Rusdi, A. (2024). Rasa Syukur dan Regulasi Diri sebagai Prediktor Rasa Takut Ketinggalan di Kalangan Generasi Z di Indonesia. PSIKODIMENSIA. https://doi.org/10.24167/psidim.v23i1.11979

Diki, M., Anggraeni, M., Alviasari, A., Wicaksono, M., Maya, M., Amelia, R., Wijaya, R., & Rozak, A. (2024). Pengaruh Fear of Missing Out (FOMO) Di Media Sosial Terhadap Kesehatan Keuangan Generasi Z. Jurnal Bisnis Kreatif dan Inovatif. https://doi.org/10.61132/jubikin.v1i2.99

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun