Pulau Dewata Bali dengan segudang destinasi wisata, tentu memantik wisatawan untuk datang. Beragam transportasi dapat ditempuh untuk dapat tiba di pulau Bali. Tak terkecuali lewat jalur Gilimanuk -- Mengwi. Jalur yang melewati tiga kabupaten (Jembrana, Tabanan, Badung) untuk tiba di Ibukota Bali yakni Denpasar, juga terkenal dengan sebutan jalur tengkorak akibat seringnya kecelakaan yang terjadi ini tak kunjung mendapat realisasi untuk dirubah menjadi jalan bebas hambatan alias jalan tol.
Sebagai masyarakat asli Bali yang berasal dari Kabupaten Jembrana, yang merupakan kabupaten di barat pulau Bali. Tentunnya setiap pulang kampung melalui jalur ini, beragam jenis kendaraan mulai dari motor, mobil, bus antar kota antar provinsi, hingga transformer alias truk-truk besar pengangkut barang melintas di jalur tengkorak ini.
Impian untuk melintas cepat melalui Tol pun, saya dan keluarga ilhami akan segera terealisasi karena ada janji dari pemerintah pusat dan provinsi untuk segera membangun jalan tol Gilimanuk-Mengwi. Ketika mendengar hal tersebut, tentu saya sedikit tidaknya menghela nafas karena jika nanti jalan tol ini telah jadi, maka saya dan keluarga tak perlu risau untuk beradu nasib dan kesabaran dengan para supir truck transformer untuk melalui jalur tengkorak ini.
Shortcut di Beberapa Titik
Sebenarnya, jalur Gilimanuk-Mengwi dengan beragam keindahan serta liukan alam nya ini telah dibangun beberapa jalan pintas untuk mengefisienkan waktu. Jalan pintas yang lebih lanjut kita sebut dengan shortcut ini tersebar di beberapa titik. Di beberapa titik -- titik yang ada di Kabupaten Tabanan sejatinya telah terbangun jembatan tinggi yang membelah bukit dan menyebrangi sungai di beberapa jalan belokan yang dulunya cukup membuat mual jika saya melintas.
Eksistensi shortcut alias jalan pintas ini sedikit tidaknya mengobati kesabaran saya ketika melalui jalur ini. Bagaimana tidak, Bus-Bus besar dan truk transformer yang mengikuti pun melalui jalur ini. Ya tidak ada salahnya mereka melewati, tak ada yang melarang. Namun kemualan saya sebagai pengguna setia jalur denpasar gilimanuk ini terobati dengan adanya shortcut yang cukup memotong waktu perjalanan pulang kampung saya.
Selanjutnya, walaupun shortcut ini dibangun untuk memotong lajur kelak kelok di beberapa titik. Permasalahan utama yakni lancarnya jalur dari Gilimanuk ke Mengwi dan sebaliknya merupakan hal yang terpenting. Kebutuhan logistik yang diangkut oleh para truk transformer melalui pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan menyebrang ke Gilimanuk Bali akan lebih indah dan mantap jika keberadaan jalan tol terealisasi.
Pro dan Kontra dari adanya jalan tol Gilimanuk-Mengwi dan sebaliknya ini menurut hemat saya tak masalah. Para supir transformer mungkin beberapa ada yang betah melewati jalur tanpa perlu adanya tol, sebab mereka tidak perlu keluar biaya tol dan lebih rilex untuk beristirahat. Di lain sisi, pastinya ada yang sangat mendambakan jalan tol ada dan segera  terealisasi cepat agar tidak membuat naik darah akibat macet yang terjadi di dalamnya.
Semoga Tol Gilimanuk -- Denpasar Terealisasi
Kasus kemacetan yang terjadi akibat membludaknya pengguna mobil pribadi yang datang ke Bali kala tahun baru 2023 lalu tentu menjadi pengingat. Ya, bagaimana mungkin jalur Gilimanuk -- Mengwi yang tanpa tol saja sudah dapat menarik animo wisatawan untuk datang ke Bali. Di pulau jawa dengan tersambungnya tol dari Anyer hingga Probolinggo tentu memanjakan para wisatawan untuk memakai kendaraan pribadi berlibur ke Bali. Namun, hemat saya ketika para wisatawan menginjakan kaki dan kendaraan mereka di Gilimanuk dan akan menuju ke Denpasar, mereka pasti merasakan lelah yang tak terkira akibat ruwetnya jalan Gilimanuk --Mengwi hingga Denpasar tanpa tol ini.