Globalisasi ? Seberapa ngefeknya sih sama kita ?
Beberapa tahun belakangan ini, kita mulai dihebohkan dengan fenomena baru yang bernama Globalisasi atau Globalization.
Ya, tak salah lagi. Â Suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya telah berlangsung. Dia lah Globalisasi itu. Jarak danWaktu seakan tanpa ada batasnya semenjak Globalisasi ini berlangsung.
Berbicara mengenai globalisasi, tentunya kita akan langsung ingat dengan dampaknya. Baik dampak secara positif maupun dampak negatifnya. Â Dampak ini bisa kita rasakan dan temui langsung disekitar kita saat ini.
Poin Pertama, dampak positifnya.
Mendekatkan yang jauh, seiring dengan adanya globalisasi dan laju perkembangan teknologi yang semakin maju ini, jarak dan waktu seakan tiada berarti. Contoh sederhananya saja, bangun tidur kita bisa langsung menggunakan smartphone untuk menghubungi sanak saudara kita yang berada nun jauh di pulau seberang atau di negara lain, baik dengan media fasilitas telepon biasa maupun video call.
Belajar pun begitu, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk mempelajari berbagai macam bidang ilmu pengetahuan dengan hanya menggerakkan ujung jemari kita. Media belajar baik berupa tulisan, video, gambar, dll bisa kita nikmati gratis ~dengan hanya membayar beberapa ribu untuk membeli paket kuota data akses internet. Bahkan, kita bisa belajar dengan mengikuti kelas jarak jauh dengan media tele-converence atau lewat video tutorial yang disampaikan oleh pengajar di laman media sosial berbagi video seperti yutup.
Kerja ? Apalagi .. . Kita akan sangat dipermudah dengan adanya globalisasi ini. Peluang kerja akan terbuka selebar mungkin untuk kita, dimana pun kita berada, Â peluang kerja akan sangat mungkin kita dapatkan dengan cepat. Namun, khusus untuk kerja ini, kita dituntut untuk benar-benar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang kerja kita, kita harus professional dan memiliki daya saing yang hebat untuk bersaing mendapatkan pekerjaan yang kita idamkan.
Budaya ? Semenjak adanya globalisasi ini, kita bisa dengan mudah belajar kebudayaan milik negara lain, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini sangat menguntungkan kita, apabila kita akan kerja atau berpergian ke luar negeri, setidaknya kita bisa sedikit mengerti kebiasaan dan budaya atau adat di negara tersebut.
Poin Kedua, dampak negatifnya.
Paling jelas, kebalikan dari mendekatkan yang jauh. Ya benar, menjauhkan yang dekat. Disini dampak negatif dari globalisasi paling terlihat kentaranya, dengan kemudahan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita seolah-olah apatis dengan orang disekitar kita, sering kali kita mengacuhkan kondisi disekitar kita hanya untuk sekadar membalas pesan singkat yang sebenarnya tidak telalu penting. Disinilah menurut saya, dampak negatif dari globalisasi terlihat kentara.
Yang kedua, adalah privasi. Semenjak ada globalisasi, kita secara tidak langsung menyebar luaskan data diri kita di Dunia Maya. Perlu kita ketahui bahwa, keamanan dari data pribadi kita ini sangat rentan untuk disalahgunakan oleh orang yang tidak yang bertanggung jawab demi kepentingan pribadinya. Kita sendiri tahu bahwa data kita sementara ini belum berarti bagi kita pribadi, namun beberapa tahun yang akan datang mungkin data tersebut sangat kita jaga untuk tidak terekspose oleh orang lain ... dalam hal ini data yang bersifat private. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memberikan data kita secara online apabila kita berinteraksi di Dunia Maya.
Ketiga, persaingan yang tidak sehat. Dalam hal ini, black campaignatau menyebar berita hoax. ... Sangat sering kita temukan di halaman beranda media sosial kita, berita-berita yang negatif ataupun berita bohong yang menyebarkan hal-hal negatif yang bertujuan untuk melemahkan salah satu pihak yang terlihat mendominasi. Kita tahu bahwa kita sebagai bangsa Indonesia menjunjung tinggi Persatuan yang diwujudkan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, seharusnya, kita menolak semua hal yang bersifat melemahkan persatuan kita.
Namun, apa yang terjadi ? Suku, ras, atau agama digunakan untuk menggiring opini publik sehingga publik berpikiran negatif tentang seorang tokoh atau suatu keputusan yang diambil oleh tokoh tersebut. Disinilah kita perlu berhati-hati dalam memilah dan memilih informasi yang kita dapatkan di media sosial, supaya kita tidak ikut-ikutan tergiring dalam barisan yang dihimpun oleh berita hoax atau black campaign tadi.
Keempat, budaya. Memang semenjak adanya globalisasi ini, kita bisa dengan mudah belajar budaya dan kebiasaan di negara lain, namun kita sendiri harus senantiasa membentengi diri agar budaya asli dari leluhur kita jangan sampai punah. Budaya ini sendiri meliputi berbagai hal, misalnya : bahasa ibu / bahasa daerah, tarian daerah, kesenian daerah, atau produk khas dari daerah kita masing-masing. Menurut saya, meskipun tidak ada peraturan yang memaksa kita untuk melestarikan budaya tapi seharusnya kita sendiri memliki inisiatif untuk menularkan pengetahuan kita tentang budaya daerah kepada anak cucu kita kelak atau kepada orang lain sehingga mereka dapat tertarik juga untuk mempelajari budaya Indonesia.
Nah, menurut saya pribadi faktor yang bisa membuat kita tidak terjerumus dalam efek negatif dari arus globalisasi adalah sebagai berikut :
- Bersifat Kritis
- Membentengi diri dari hal negatif
- Selalu berpersepsi positif dalam segala tindakan
- Tidak mudah menyebarkan informasi negatif atau hal yang berbau SARA
- Mengamalkan Pancasila dalam segala aspek kehidupan
Demikian sedikit opini pribadi dari saya, apabila ada salah kata atau ada kata yang menyinggung salah satu pihak, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan apabila ada saran atau kritikan atas tulisan ini, mohon bisa disampaikan di kolom komentar dibawah ini. Terima kasih :) .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H