Selain itu, pemerintah perlu memperkuat diplomasi ekonomi dengan negara-negara non-BRICS untuk menjaga keseimbangan hubungan internasional. Hal ini akan membantu Indonesia mengurangi risiko terisolasi dari blok ekonomi Barat sekaligus memaksimalkan manfaat dari kemitraan dengan BRICS.
Penutup
Keputusan pemerintahan Prabowo untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan perubahan penting dalam politik luar negeri Indonesia. Langkah ini tidak hanya didorong oleh pertimbangan ekonomi tetapi juga membawa implikasi ideologis yang mendalam. Sebagai anggota baru BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk memainkan peran penting dalam membentuk tatanan ekonomi global yang lebih inklusif.
Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam menavigasi pertarungan ideologi antara sosialisme dan kapitalisme yang menjadi ciri khas BRICS. Untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini, pemerintah perlu mengembangkan strategi yang seimbang dan adaptif, yang tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di BRICS tetapi juga melindungi kepentingan nasional di tengah dinamika global yang kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H