Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Tinggal di Antara Gereja dan Masjid Yogyakarta: Refleksi tentang Kasih, Kesederhanaan, dan Toleransi

25 Desember 2024   08:04 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta merupakan kota yang menjadi rumah bagi berbagai suku, agama, dan budaya. Tinggal di kota ini memberikan saya kesempatan untuk belajar tentang pentingnya harmoni dalam keberagaman. Masjid dan gereja di sekitar kos saya ialah contoh nyata bagaimana dua komunitas dengan keyakinan berbeda dapat hidup berdampingan secara damai.

Saya masih ingat momen ketika masjid mengadakan buka puasa bersama dan mengundang jemaat gereja untuk ikut serta. Begitu pula saat Natal tiba, jemaat gereja mengundang warga sekitar, termasuk Muslim, untuk hadir dalam perayaan sederhana mereka. Momen-momen seperti ini menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya slogan, tetapi praktik nyata yang mempererat persaudaraan kita sebagai warga negara.

Sebagai mahasiswa, saya tidak hanya membaca buku, tapi juga sering berdialog dengan teman-teman dari berbagai latar belakang agama. Percakapan ini membantu saya memahami bahwa setiap agama memiliki inti ajaran yang sama: kasih, kesederhanaan, dan kedamaian. Dialog seperti ini penting untuk menghilangkan prasangka dan membangun saling pengertian.

Penutup: Natal dan Pelajaran Kehidupan

Natal adalah momen yang memberikan banyak pelajaran, bahkan bagi mereka yang tidak merayakannya secara langsung. Tinggal di antara masjid dan gereja selama empat tahun terakhir telah memperkaya pemahaman saya tentang arti kasih, kesederhanaan, dan toleransi.

Sebagai mahasiswa di Yogyakarta, saya merasa bersyukur bisa belajar dari lingkungan yang mendukung keberagaman. Tema Natal tahun ini, "Kembali ke Betlehem," mengingatkan saya untuk selalu kembali kepada nilai-nilai dasar kehidupan: kejujuran, kerendahan hati, dan kasih terhadap sesama.

Semoga Natal tahun ini membawa kedamaian bagi semua yang merayakan, sekaligus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus memperkuat harmoni dalam keberagaman. Dari masjid di sisi kiri dan gereja di sisi kanan, saya belajar bahwa persaudaraan sejati ialah tentang saling memahami, mendukung, dan mencintai tanpa melihat perbedaan. Selamat Natal 2024.

Referensi

Armstrong, K. (1993). A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity, and Islam. Knopf.

Armstrong, K. (2006). The Great Transformation: The Beginning of Our Religious Traditions. Knopf.

Haryatmoko. (2016). Etika Politik dan Kekuasaan: Pergulatan Membumikan Nilai dan Moralitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun