Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Tinggal di Antara Gereja dan Masjid Yogyakarta: Refleksi tentang Kasih, Kesederhanaan, dan Toleransi

25 Desember 2024   08:04 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Natal di Pakuwon Mall (Sumber: jogjapunyacerita.com)

Kasih dan Kesederhanaan: Nilai Universal di Tengah Keberagaman

Sebagai seorang Muslim, saya percaya bahwa nilai-nilai kasih dan kesederhanaan merupakan inti dari setiap ajaran agama. Dalam Islam, kasih diwujudkan melalui konsep rahmatan lil 'alamin, yaitu menjadi rahmat bagi seluruh alam. Hal yang sama juga saya lihat dalam ajaran Kristen, terutama dalam perayaan Natal.

Kasih tidak harus diwujudkan dalam bentuk materi. Bagi saya, kasih ialah tentang kepedulian kepada orang lain, seperti membantu tetangga yang membutuhkan, mendukung kegiatan sosial, atau sekadar memberikan senyuman tulus kepada orang yang kita temui. Kasih adalah bahasa universal yang melampaui batas agama, budaya, dan suku bangsa.

Kesederhanaan juga menjadi nilai penting yang saya pelajari dari dua tempat ibadah di sekitar kos saya. Baik masjid maupun gereja dihias dengan sederhana tetapi tetap memancarkan keindahan spiritual. Hal ini mengingatkan saya bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal material, melainkan pada hubungan yang tulus dengan Tuhan dan sesama manusia.

Makna "Kembali ke Betlehem" dalam Kehidupan Sehari-hari

ilustrasi: Kelahiran Yesus di Betlehem dan Terang Bintang Natal (Sumber: Igon Nusuki)
ilustrasi: Kelahiran Yesus di Betlehem dan Terang Bintang Natal (Sumber: Igon Nusuki)

Tema Natal tahun ini, "Kembali ke Betlehem," memiliki makna yang sangat relevan, bahkan bagi saya sebagai seorang Muslim. Betlehem adalah tempat kelahiran Nabi Isa, yang juga dihormati dalam Islam sebagai salah satu nabi besar. Tema ini mengajak kita untuk kembali ke akar kehidupan yang sederhana dan penuh makna.

Dalam kehidupan sehari-hari, "Kembali ke Betlehem" mengingatkan saya untuk tidak terjebak dalam ambisi duniawi. Sebagai mahasiswa, saya sering merasa tertekan oleh tuntutan akademik dan ekspektasi masa depan. Namun, tema ini mengajarkan saya untuk kembali kepada nilai-nilai dasar kehidupan, seperti kejujuran, kerendahan hati, dan rasa syukur.

Selain itu, "Kembali ke Betlehem" juga mengajarkan tentang pentingnya keluarga dan komunitas. Seperti keluarga kecil di Betlehem yang menerima kelahiran Yesus dengan penuh kasih, kita juga diajak untuk menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan dukungan bagi orang-orang di sekitar kita.

Harmoni dalam Keberagaman di Yogyakarta

Momen Jaga Kedamaian dalam Keberagaman (Sumber: Wartakota)
Momen Jaga Kedamaian dalam Keberagaman (Sumber: Wartakota)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun