Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kecerdasan Publik sebagai Fondasi Demokrasi yang Berkeadilan

22 Desember 2024   20:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   00:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterlibatan Warga Negara Dalam Agenda Demokrasi Amerika (Sumber: Igon Nusuki)

5. Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Proses Kebijakan

Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan adalah salah satu indikator kecerdasan publik yang tinggi. Pemerintah harus menciptakan mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka secara efektif. Musyawarah publik, forum warga, dan konsultasi langsung dengan masyarakat adalah beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi ini.

Partisipasi masyarakat juga dapat dilakukan melalui media digital. Survei online, petisi digital, dan platform diskusi berbasis komunitas dapat menjadi sarana untuk menyerap aspirasi masyarakat secara lebih luas dan inklusif. Dengan partisipasi yang meningkat, kebijakan publik yang dihasilkan akan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Kecerdasan Publik dan Kebijakan Publik yang Berkeadilan

Kecerdasan publik adalah kunci dalam memastikan kebijakan publik yang adil dan inklusif. Ketika masyarakat memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap isu-isu publik, mereka dapat menjadi mitra strategis bagi pembuat kebijakan. Masyarakat yang kritis dan terinformasi cenderung memberikan masukan berbasis data, memantau pelaksanaan kebijakan, dan menuntut transparansi dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai contoh, kebijakan lingkungan yang dirumuskan dengan melibatkan masyarakat lokal sering kali lebih efektif karena mempertimbangkan kondisi, kebutuhan, dan aspirasi komunitas yang terdampak langsung.

Namun, rendahnya tingkat kecerdasan publik dapat menciptakan celah dalam sistem demokrasi. Hal ini sering kali dimanfaatkan oleh kandidat yang mempraktikkan politik uang, di mana suara masyarakat dibeli tanpa memedulikan kualitas visi dan program yang ditawarkan. Kondisi ini menghasilkan kebijakan yang cenderung bias terhadap kepentingan kelompok elit daripada kebutuhan masyarakat luas. Misalnya, alokasi anggaran untuk proyek-proyek yang kurang bermanfaat bagi publik sering kali menjadi prioritas, sementara kebutuhan mendasar seperti kesehatan atau pendidikan diabaikan.

Kecerdasan publik yang tinggi juga memengaruhi efektivitas kebijakan dalam jangka panjang. Kebijakan yang dirumuskan melalui partisipasi masyarakat tidak hanya lebih relevan, tetapi juga memiliki legitimasi yang lebih kuat. Dengan demikian, penguatan kecerdasan publik melalui edukasi, akses informasi, dan pemberantasan politik uang menjadi langkah fundamental dalam membangun demokrasi yang berkeadilan. Masyarakat yang sadar dan aktif dapat mendorong lahirnya kebijakan publik yang tidak hanya responsif, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keadilan sosial.

Kesimpulan

Penguatan kecerdasan publik adalah proses jangka panjang yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, media, dan masyarakat sipil. Dengan strategi yang terintegrasi---seperti meningkatkan akses informasi berkualitas, memperkuat pendidikan politik, memberantas politik uang, memanfaatkan teknologi digital, dan mendorong partisipasi masyarakat---Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih kritis dan partisipatif. Pada akhirnya, kecerdasan publik yang tinggi akan menciptakan demokrasi yang lebih berkeadilan dan kebijakan publik yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Referensi

Almond, G., & Verba, S. (1963). Civic Culture: Political Attitudes and Democracy in Five Nations. Princeton University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun