Dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh tekanan, stres kerja adalah fenomena yang hampir tak terhindarkan. Karyawan di berbagai sektor, baik di perusahaan besar maupun usaha kecil, sering dihadapkan pada tuntutan kerja yang tinggi, tenggat waktu yang ketat, dan ekspektasi yang terus meningkat. Jika tidak ditangani dengan baik, stres kerja dapat berdampak negatif pada kepuasan dan kinerja karyawan. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan strategi yang efektif, dampak buruk stres dapat diminimalisir, bahkan diubah menjadi dorongan positif untuk mencapai kinerja optimal.
Stres kerja adalah kondisi ketegangan emosional dan fisik yang terjadi ketika tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Handoko, 2001). Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kelelahan, penurunan motivasi, dan kesehatan mental yang terganggu. Artikel ini akan membahas dampak stres kerja terhadap kepuasan dan kinerja karyawan serta strategi untuk mengelola stres agar produktivitas tetap terjaga.
Pengertian dan Jenis Stres Kerja
Menurut Robbins (2006), stres kerja adalah "reaksi fisik dan emosional yang muncul ketika tuntutan pekerjaan tidak seimbang dengan kapasitas dan sumber daya individu." Stres dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
Stres Positif (Eustress): Stres positif memberikan dorongan untuk bekerja lebih baik dan memacu produktivitas. Contohnya, tenggat waktu yang ketat dapat memotivasi karyawan untuk lebih fokus dan efisien.
Stres Negatif (Distress): Stres negatif muncul ketika tekanan kerja berlebihan dan berkelanjutan. Distress dapat mengakibatkan kelelahan, depresi, dan menurunkan kinerja.
Faktor Penyebab Stres Kerja
Beban Kerja Berlebihan: Tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak dalam waktu singkat.
Peran yang Tidak Jelas: Ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab.
Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif: Konflik antar karyawan atau manajemen yang otoriter.