Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan dan Peluang: Integrasi Teori dan Praktik Kebijakan Publik di Indonesia

18 Desember 2024   07:17 Diperbarui: 20 Desember 2024   02:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: "Menggagas Kebijakan Publik: Antara Teori dan Realitas Indonesia" (Sumber: Igon Nusuki))

Pendekatan Evaluasi Kebijakan Sosial

Evaluasi kebijakan sosial menjadi aspek penting dalam pengembangan kebijakan publik yang efektif. Rohanawati (2016) dalam bukunya tentang kebijakan kesejahteraan sosial menekankan perlunya evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan memberikan manfaat yang adil kepada seluruh masyarakat, khususnya kelompok-kelompok yang rentan. Di Indonesia, meskipun ada sejumlah kebijakan sosial yang berhasil, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), namun tantangan dalam hal distribusi yang merata dan pengawasan yang ketat tetap menjadi hambatan utama.

Menurut Rose & Shiratori (1986), evaluasi kebijakan sosial tidak hanya memeriksa dampak ekonomi, tetapi juga dampak sosial dan kultural dari kebijakan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan kebijakan sosial agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi Administrasi Publik di Era Digital

Dalam era digital, administrasi publik di Indonesia harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat. Nuriyanto (2014) menyatakan bahwa administrasi publik yang berbasis teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Di Indonesia, berbagai inisiatif seperti Sistem Informasi Administrasi Pemerintahan (SIAP) dan e-government telah memperkenalkan cara baru dalam mengelola administrasi publik.

Thoha (2008) mengemukakan bahwa untuk memastikan keberhasilan transformasi administrasi publik, diperlukan perubahan budaya birokrasi yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Implementasi teknologi dalam administrasi publik di Indonesia harus diiringi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta perubahan dalam pola pikir birokrasi yang lebih terbuka dan inklusif.

Keberlanjutan Kebijakan dalam Konteks Keadilan Sosial

Keberlanjutan kebijakan sosial juga perlu dipertimbangkan dalam konteks keadilan sosial. Fortier (2017) menekankan bahwa kebijakan publik yang adil harus dapat memenuhi kebutuhan dasar seluruh lapisan masyarakat tanpa mengabaikan kelompok-kelompok yang rentan. Hal ini sejalan dengan konsep keadilan distributif yang diterapkan dalam kebijakan publik Indonesia, terutama yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat marginal.

Honna (2017) juga mencatat bahwa dalam kebijakan kesejahteraan sosial, penting untuk memperhatikan kesenjangan sosial yang ada dalam masyarakat, serta mengupayakan pemerataan dalam distribusi kesejahteraan. Kebijakan yang lebih inklusif dan adil akan memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan akses yang setara terhadap sumber daya dan pelayanan publik.

Referensi

Anderson, J. E. (1970). Public policy-making: An introduction. Houghton Mifflin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun