Salah satu destinasi yang paling menarik perhatianku dalam trip 7 hari di Turki adalah Hierapolis. Kota kuno berumur ribuan tahun silam yang masih relatif terjaga itu sungguh memanjakan gairahku sebagai penggemar sejarah.
Sampai saat ini, batu-batu penyusun struktur bangunan di Hierapolis masih banyak yang kokoh sehingga kita masih bisa membayangkan agungnya kota itu pada masa jayanya.Â
Hierapolis merentang zaman menjadi saksi berbagai peradaban, mulai dari Bangsa Pagan di era Yunani dan Romawi Kuno, Romawi Kristen sampai Turki Usmani.
Pada Hierapolis masih bisa dengan jelas dinikmati tembok dan gerbang kota yang megah, ruas jalan utama yang disebut colonnade serta pemukiman, termasuk pasar yang teratur rapi.Â
Kemudian, ada kuil-kuil pemujaan dengan pilar-pilar yang menjulang, paling terkenal kuil untuk Dewa Apollo sebagai pelindung kota.
Lalu, ada Theater Akbar untuk menyaksikan berbagai macam pertunjukan yang menakjubkan. Bagaimana tidak, selain bangunannya megah, Theater ini daya tampungnya sampai puluhan ribu penonton.Â
Bangku-bangku penonton terbuat dari marmer dan beberapa di antaranya memiliki ukiran yang cantik, set panggung utamanya juga indah.
Teater ini semakin spektakuler karena mempunyai sistem pengeras suara kuno sehingga para pemirsa bisa dengan jelas mendengar pengumuman ataupun pertunjukan yang berlangsung. Kita bisa simulasi di sana lho.. teriak atau tepuk tangan titik dalam teater dengan jarak yang cukup jauh tetapi tetap terdengar jelas.
Kemudian, Hierapolis juga dikelilingi dengan kolam dan pemandian-pemandian air panas yang menawan. Ini yang menyebabkan kota yang terletak di perbukitan ini terasa lebih mewah.Â
Ah, aku membayangkan spa, berendem di kolam sambil menyaksikan pemandangan yang indah dan dibuai angin yang sepoi-sepoi... amboii..
Lebih lanjut, kompleks kota suci kuno itu juga terdapat pemakaman yang juga dibangun dengan indah dan megah sesuai dengan strata sosial si empunya makam.
Kompleks kuburan ini sangat luas, ada sekitar 1200 makam yang sudah diekskavasi, sampai memiliki nama sendiri, Necropolis, alias 'Kota Orang Mati'.
Makam yang paling terkenal adalah Marcus Aurelius Ammianos, yang memiliki relief yang menggambarkan contoh cara kerja engkol dan piston, serta Makam Filipus Sang Rasul.
Sejarah Hierapolis
Kota ini dulunya merupakan pusat penyembahan Dewi Ibu Bangsa Frigia bernama Kibele pada abad ke 7 SM.Â
Kuil yang awalnya digunakan oleh masyarakat adat yang tinggal di Lembah Lykos ini kemudian menjadi pusat Hierapolis. Bangsa Yunani kemudian datang dan membangun kota dengan pola permukiman yang sudah ada sebelumnya.
Akibat kolonisasi Yunani, Pemujaan Kuno Kibele secara bertahap terasimilasi dengan agama Yunani Kuno.
Sebelum Bangsa Frigia membangun kuil, daerah itu sudah dikenal dengan dewa dunia bawah karena gas beracun yang muncul dari mata air panas di dalam gua.
Pada awal abad ke-2 SM, Hierapolis mulai memanfaatkan potensi air panas menjadi pemandian dan pusat-pusat pengobatan. Saat itu di bawah penguasaan dari Kekaisaran Seleukia yang Helenistik dengan pemimpin Antiokhos yang Agung.
Kota ini diperluas dengan barang rampasan dari Pertempuran Magnesia tahun 190 SM ketika Antiokhos yang Agung dikalahkan oleh pemimpin Kerajaan Pergamon bernama Eumenes II yang merupakan sekutu Republik Romawi.Â
Setelah Perjanjian Apamea yang mengakhiri Perang Romawi-Seleukia, Eumenes mencaplok sebagian besar Anatolia, termasuk Hierapolis.
Hierapolis ditambahkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988. Â Saat ini, situs yang terletak di Pamukkale, Turki itu menjadi destinasi wisata internasional yang selalu ramai pengunjung. Hierapolis tentunya bisa mendongkrak ekonomi dari sektor pariwisata di Turki.
Untuk sampai ke Hierapolis, kita harus menggunakan shuttle khusus, sebab lokasinya harus dijangkau melewati jalanan yang cukup terjal. Selain itu, kendaraan besar juga dihindari masuk untuk mengurangi tekanan terhadap kompleks situs kuno itu.
Kami kemarin berkunjung dalam suasana sore yang mendung di musim semi. Alhamdulilah hujan tak turun sehingga kami cukup leluasa menikmati keindahan reruntuhan kota kuno Hierapolis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H