Pada setiap jengkal masjid yang jembar, luas sekitar  3000 meter persegi, tampak anggun. Sebanyak 20 kubah dari dalam dan luar didesain unik.Â
Ada dua menara kembar dengan model Persia menambah kewibawaan masjid itu. Â Pahatan dan ukiran batu marmer berwarna putih menguning membuat mata merasa nyaman dan dingin memandangnya.
Kemudian, pada dinding, tiang, kubah masjid banyak dihiasi tulisan dan kaligrafi yang indah, ada 192 kaligrafi yang menghiasi masjid itu. Karpet khas turki yang empuk juga terhampar menutupi lantai masjid yang membuat kita nyaman untuk berlama-lama ibadah.
Toleransi Sultan
Salah satu yang menambah daya tarik masjid ini adalah adanya kolam air mancur yang terletak di tengah-tengah masjid. Hal ini ternyata juga terkait dengan Sang Sultan dan kisah toleransinya yang menyejukan.
Jadi, karena janjinya adalah 20 harus terbangun hanya 1 masjid dengan 20 kubah, maka, sultan memutuskan harus dibangun di pusat kesultanan. Maka, setelah diputuskan lokasinya harus ada relokasi, sebab, area yang diinginkan sudah banyak rumah penduduk.
Nah, ada salah satu rumah yang penghuninya tidak mau untuk dipindah. Panitia pembangunan tak mau bertindak represif dan mengedepankan pendekatan humanis namin tetap saja penghuninya tak mau pindah.Â
Hal itu diketahui sultan dan Ia meloby langsung pemilik rumah yang ternyata seorang nenek beragama Nasrani. Setelah sang sultan yang bicara, nenek itu luluh dan diberikan ganti rugi oleh sultan secara sepadan.
Keren ya, meski sangat berkuasa, Sultan Beyazid tak mau semena-mena. Bisa saja dia perintah untuk digusur saja namun malah didatangi langsung dan juga diberikan ganti untung. Patut ditiru tuh oleh para penguasa di manapun berada.
Bukan hanya itu, toleransi alias tenggang rasa juga dikedepankan Sultan Beyazid. Sebab pada dasarnya nenek tersebut tidak terlalu rela tanahnya dibangun masjid, Sultan berhati besar.Â