Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budak, Kebun Kurma dan Perjalanan Pencarian Hidayah Salman Al-Farisi

10 Mei 2024   11:21 Diperbarui: 10 Mei 2024   11:26 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombonganku di Depan Kebun Kurma Sumur Salman Al Farisi (Dok. Pribadi)
Rombonganku di Depan Kebun Kurma Sumur Salman Al Farisi (Dok. Pribadi)

Konon, di tempat asalnya, bapaknya adalah seorang kepala desa dan pemuka Agama Majusi (penyembah api).  Salman sering ditugaskan ayahnya untuk berpergian sehingga Ia sering bertemu dengan banyak orang salah satunya dengan orang-orang Nasrani. Ia sosok yang selalu penasaran dengan pengetahuan dan agama baru sehingga kemudian mendalaminya.

Salman pun belajar kepada pendeta, namun rasa dahaganya akan agama belum puas sehingga pendeta itu menyuruh Salman pergi ke Syam, ke Irak hingga ke Amuriyah untuk bertemu dengan koleganya, Sampai ada salah seorang pendeta yang memberikan kabar kepada Salman perihal akan datangnya Nabi baru dari Bangsa Arab dengan agama yang sama dengan agama Nabi Ibrahim. 

Singkat cerita, Salman Al-Farisi pergi ke Arab dengan menumpang ke kafilah dagang Bani Kalb. Ia memberikan imbalan harta benda yang dimilikinya. Malangnya, di tengah jalan mereka justru mengkhianatinya, Salman malah dijual kepada seorang Yahudi. Namun, peristiwa itu justru membawanya sampai ke Madinah.

Suatu hari, Salman mendengar majikanya berbincang tentang datangnya seorang dari Makkah yang mengaku sebagai Nabi. Ia lalu mencari tahu keberadaan Nabi baru tersebut dan berhasil menemukannya yang ternyata adalah Nabi Muhammad SAW.

Salman akhirnya memperoleh hasil dari pencariannya akan hidayah setelah tiga kali bertemu, berdiskusi dengan nabi. Ia yakin dengan kenabian beliau dan yakin bahwa agama yang dibawanya adalah yang paling benar dan yang selama ini Ia cari-cari.

Setelah menjadi seorang Muslim, Nabi meminta Salman menegosiasikan kebebasan dengan majikannya. Lalu disepakati Salman bisa bebas dengan menanam 300 benih pohon kurma dan menyerahkan 40 uqiyah (1 uqiyah setara dengan 119 gram perak, jadi 40 uqiyah sama dengan 4,76 kg perak).

Atas bantuan langsung Nabi dan para sahabat, Salman kemudian meraih kemerdekaannya. Peristiwa itu juga menjadi momen nabi untuk memberikan penghormatan kepada budak, pembebasan budak yang dilanjutkan dengan penghapusan perbudakan.

Setelah menjadi manusia Merdeka salman menjadi sahabat nabi dan muslim yang taat. Ia juga dikenal cerdas, salah satunya dengan strategi dalam Perang Khandaq itu. Salman juga terus mengembangkan kebun kurmanya.

Setelah nabi wafat, salman tetap meneruskan perannya sebagai ahli strategi perang. Ia turut berpartisipasi dalam penaklukan Kekaisaran Sasaniyah. Ia bahkan ditunjuk menjadi Gubernur Al-Madain salah satu daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Sasaniyah (sekarang Tisfon di Irak).

Selama menjabat gubernur, Ia juga berlaku dermawan dengan memilih menyedekahkan gajinya untuk fakir miskin. Salman dikisahkan tetap bekerja di kebun kurma. Untuk mengairi kebun, Ia membangun sumur-sumur yang sampai saat ini masih mengalir untuk kemanfaatan kebun kurma banyak orang, termasuk yang kita kunjungi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun