Destinasi yang kerap disambangi saat City Tour Madinah disela rangkaian ibadah umroh adalah Kebun Kurma. Salah satunya adalah kebun kurma yang disebut sebagai peninggalan sahabat nabi bernama Salman Al Farisi.
Pada kunjungan kami kemarin, selain kebunnya memang ada, area di sela pepohonan kurma yang rindang dijadikan pasar oleh-oleh khas arab dan pusat kuliner. Ada yang menarik, ada gerai yang jual Bakso Unta di situ.. hihi.
Entah bakso menggunakan nama unta tetapi adonannya tetap daging sapi atau isinya memang daging unta. Saya ikut nyicip saja yang dipesan istri, harganya 20 real (sekitar 90 ribu rupiah). Rasanya 'B' aja kalau dibanding bakso-bakso di Indonesia, plus lemaknya 'mblaged' banget...
Pas kami menikmati kuliner kami tiba-tiba dilingkari dengan rombongan Jemaah asal Uzbekistan yang langsung 'ngeriung' mengelilingi kami, memenuhi meja-kursi di sekitar kami. Mereka disajikan teh yang diseduh live dan disiapkan kudapan. Lalu, pemimpinnya memberikan tausiyah panjang lebar...
Saya tentu saja tidak paham apa yang dibicarakan, tetapi salah satu yang disebut berulang-ulang adalah nama Salman Al Farisi. Jadi, saya bisa menebak isi ceramahnya cerita tentang sahabat nabi itu.
Sebelum sampai ke lokasi, seperti biasa muthowif bercerita singkat mengenai lokasi yang akan dikunjungi. Jadi, sejarah singkat tentang Salman Al Farisi juga dijelaskan
Pencarian Hidayah Salman Al Farisi
Siapakah beliau? Sepanjang yang saya tahu dan juga dijelaskan muthowif, Salman Al Farisi adalah sahabat nabi yang berasal dari Persia. Beliau adalah yang mencetuskan strategi jitu membuat parit pertahanan saat Perang Khandaq. Atas idenya yang brilian itu, pasukan musyrikin yang berkekuatan besar tak dapat menembus pertahanan kaum muslimin dan akhirnya memilih untuk mundur.
Merangkum penjelasan Muthowif dan dari berbagai sumber, Salman Al-Farisi adalah seorang pengelana. Dia melakukan perjalanan yang panjang dari tanah kelahirnya di Isfahan, Persia (Iran sekarang) sebelum akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad dan masuk Islam.