Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Shawn Cruden: Dari Rotterdam Menelusuri "Balung Pisah" Leluhurnya di Purbalingga

14 Maret 2024   09:27 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:01 2441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shawn dengan Bapaknya Remy Cruden dan Ibunya Aroenah Madiksan (Dok : FB Shawn Cruden)

Ini data lengkapnya saya terjemahkan dari Nationaal Archief :

Namanya Bok Kramawitana alias Soekiah. Bapaknya bernama Kramawitana. Perempuan ini bertinggi badan 148 cm dengan ciri ada noda pigmen di lehernya. Agamanya Islam. Ia dibawa ke Suriname saat berumur 23 tahun melalui Pelabuhan Tandjong Priok pada 20 Oktober 1924.

Soekiah dibawa dengan Kapal Buitenzorg oleh N.V. The Nickerie Sugar Estate & Co. Ltd dan berlabuh di Paramaribo lebih 1 bulan kemudian. Ia lalu dipekerjakan di Perkebunan Waterloo dengan tanggal dimulainya kontrak 27 November 1924. Kode kontraknya AB1120.

Sokiah disebutkan berasal dari Gewest Banjoemas Afdeling Poerbolinggo District Poerbolinggo Dorp Depok. Setelah selesai kontrak, Ia memperpanjang dan memilih tinggal di Suriname, lalu beranakpinak di sana. Mereka menetap di Nickerie, sebuah kota yang dijadikan judul lagu oleh Lord Didi Kempot, 'Kangen Nickerie' itu lho..

Nah, yang membuat saya bingung dulu, desa yang disebut data Belanda sebagai asal Soekiah, yaitu, Depok, saat ini tidak ada lagi nama desa itu di Purbalingga.

 Catatan : Dalam beberapa penelusuran saya, Belanda merujuk nama wilayah dorp/desa yang saat ini bukan desa lagi. Misalkan, Dorp 'Jlegong' yang saat ini bukan desa lagi tetapi dusun di Desa/Kecamatan Karangreja. Ada juga 'Dokoe Paksa' yang sekarang ada di Desa Tlahab Lor, adapula 'Slatri' yang saat ini nama dukuh di Kelurahan Babakan.

Nah, hasil pencarian dengan bantuan netizen, dusun/grumbul/kampung di Purbalingga yang bernama Depok cukup banyak.

Ada grumbul Depok di Desa Langgar dan Nangkasawit, Kecamatan Kejobong. Ada juga Dusun Depok di Karangtengah, Kecamatan Kertanegara. Adapula yang bilang nama grumbul di Desa Gunung Wuled dan petilasan di Kecamatan Rembang. Ada juga nama kampung di Kelurahan Bancar, ada juga nama Dusun di Desa Sokawera, Kecamatan Padamara dan satu lagi nama dusun di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah.

Untuk Depok yang di Langar dan Nangkasawit, saya skip karena keduanya dulu era kolonial berada di District Boekatedja. Begitu pula Depok yang di Karangtengah dan Gunung Wuled, sebab dulu wilayahnya masuk di District Bobotsari.

Tinggal tiga kemungkinan, Depok yang di Kelurahan Bancar, Kecamatan Kota atau yang di Desa Sokawera utawa yang di Desa Kedungwuluh. Kalau melihat luasannya sekarang, saya skip yang Bancar. Saya lebih condong ke Depok yang ada di Desa Kedungwuluh atau Desa Sokawera.

Saat ini, Depok yang di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah berwilayah satu dusun meliputi 3 RT dalam 1 RW. Depok di Sokawera, Kecamatan Padamara juga satu dusun. Uniknya, kedua dusun ini meski beda desa dan beda kecamatan meski berbatasan. Konon, dulunya merupakan satu pedukuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun