Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Eh, Kita Pernah Nyontreng di Pemilu Lho, Bukan Nyoblos!

19 Februari 2024   09:22 Diperbarui: 19 Februari 2024   09:47 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Suara Pilpres 2029 (Dok: Wikipedia)

Cara pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) di negeri ini sejak dimulai Pesta Demokrasi pada 1955 adalah dengan cara dicoblos. Oleh karena itu, di Jawa pada umumnya hajatan Pemilu lebih dikenal dengan istilah 'Coblosan'.

Caranya, kertas suara yang berisi tanda gambar atau nama calon dilubangi (coblos) dengan paku berukuran kurang lebih sekitar 10 cm. Bekas coblosan akan dihitung menjadi perolehan suara.

Waktu berlalu, metode ini bertahan sampai pemilu 2004, baik untuk pemilihan legislatif maupun eksekutif (pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah)

Nah, pada Pemilu 2009 pernah ada cara baru pemungutan suara, yaitu, dengan cara dicontreng. Saat itu, coblosan dianggap kuno alias ketinggalan zaman dan contreng dianggap inovasi yang lebih modern.

Caranya, pemilih akan mencontreng dengan menggunakan spidol di bagian / kolom yang sudah disediakan pada nama atau gambar calon. Hasil contrengan itu yang akan dihitung menjadi perolehan suara.

Contreng Saja (Dok: liyantanto.wordpres)
Contreng Saja (Dok: liyantanto.wordpres)

Sebab metode baru, saat itu sosialisasi pencontrengan sangat masif sebelum pelaksanaan pemilihan pada 9 April 2009. Taglinenya : 'Bukan Coblos, Contreng Saja', 'Contreng Sekali Saja'. Kemudian, maskotnya diberi nama 'Si Contreng' berbentuk pena warna oranye sedang menconteng.

Hasilnya, Pemilu 2009 berjalan relatif lancar yang saat itu dimenangkan Partai Demokrat yang menjadi 'rising star' untuk Parlemen. Secara fenomenal, partai politik berlambang Bintang Mercy itu meraih suara sampai dengan 23 persen.

Sementara, pada posisi eksekutif pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono meraih kursi Presiden dan Wakil Presiden dengan raihan 60,8 persen mengalahkan Megawati - Prabowo dan Jusuf Kala (JK) - Wiranto. Kalau sekarang auto win satu putaran ya... Eh, saat itu SBY-Budiono nomor urutnya 02 lho..

Surat Suara Pilpres 2029 (Dok: Wikipedia)
Surat Suara Pilpres 2029 (Dok: Wikipedia)

Meski pemilu sukses, metode contreng tak dipertahankan. Pada mulanya dianggap lebih modern, metode ini hanya digunakan pada Pemilu 2009 saja karena dinilai lebih ribet dan kurang efektif. Berikutnya, pada Pemilu 2014, 2019 dan terbaru yang baru saja kita lewati Pemilu 2024, pemungutan suara kembali menggunakan metode coblos.

Jadi, meski eranya sudah modern, serba digital, 4.0 bahkan 5.0 katanya, tetap saja metode pemungutan suara Pemilu di Indonesia dengan cara kuno... hehe. Eh, tapi emang nyoblos rasanya lebih mantap sih..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun