Keturunan Syekh Jambu Karang yang menjadi penerus Cahyana menyebarkan Islam tidak hanya di seputar lereng timur Gunung Slamet tempat di mana perdikan itu berpusat atau Kabupaten Purbalingga kini, tetapi sampai ke wilayah Banyumas, Pemalang, Banjarnegara, Pekalongan, Tegal, Cirebon, bahkan Karimun Jawa.
Legitimasi Kesultanan Demak Bintara kepada Cahyana sebagai wilayah bebas pajak (perdikan) merupakan pengakuan atas wilayah suci, tempat di mana ilmu agama disyiarkan secara luas. Hal ini menunjukkan bahwa keutamaan para mubaligh, termasuk dari Cahyana, sebagai penyebar luas ajaran Islam hingga seluruh Nusa Jawa mendapatkan tempat yang terhormat pada masa itu.
Lebih lanjut, meskipun sebuah perdikan yang terletak di pedalaman, namun Cahyana mempunyai peran penting dalam menyusun batu bata imperium Islam pertama di Nusa Jawa, Kesultanan Demak. Cahyana mendukung Demak dari wilayah pedalaman sehingga berhasil menjadikan Islam sebagai agama utama di Jawa.
Selain menceritakan mula buka Cahyana oleh Syeh Jambu Karang dan Syekh Atas Angin sampai ke era Syekh Makdum Wali Perkasa yang sejaman dengan Wali Sanga, buku ini juga mejabarkan perkembangan Cahyana yang merentang sampai ke era kemerdekaan. Kemudian, dijelaskan juga situs-situs, warisan-warisan tradisi dan budaya Cahyana masih dipertahankan hingga kini oleh masyarakat di eks Perdikan Cahyana yang ada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Data Buku
Judul : Cahyana Karabal Minal Mu'minin, Pusat Penyebaran Agama Islam di Tengah Nusa Jawa
Penulis : Agus Sukoco dan Gunanto Eko Saputro
Penerbit : SIP Publishing
Tahun Terbit : Cetakan Pertama Januari 2024
Tebal : 176 halaman