Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Mas Pirngadie: Maestro Pelukis dan Ilustrator Nasional dari Purbalingga

2 Februari 2024   10:22 Diperbarui: 4 Februari 2024   07:16 2320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Karya Mas Pirngadie berjudul Kampung di Jawa (Sumber: mutualart via tfr.news )

Jiwa seni Pirngadie tak terkungkung rutinitasnya. Pada waktu-waktu senggang ia manfaatkan perangkat penggambar petanya untuk meniru-niru gambar dan membuat sketsa wajah teman-temannya.

Sekitar 1900, Mas Pirngadie bertemu dengan Freiherr Otto Carl von Juncker Bigatto, pelukis berkebangsaan Jerman yang kemudian mengenalkanya pada seni menggambar dengan cat. Selain Von Juncker Bigatto, seorang pelukis bernama Du Chanttel juga disebut berpengaruh besar membimbing Pirngadie

Sejak mengenal mereka, Ia serius menekuni dunia lukisan dan bakat besarnya langsung terlihat.  Baru setahun menggeluti, pada Agustus 1901, Ia sudah berani mengirimkan lukisan-lukisan cat airnya ke pameran seni. Sejak pameran pertamanya, Pirngadie kerap mengikuti pameran di berbagai daerah dalam dan luar negeri.

Salah satu pameran yang diikuti Mas Pirngadie (Dok: Facebook MJA Nashier)
Salah satu pameran yang diikuti Mas Pirngadie (Dok: Facebook MJA Nashier)

Latar belakangnya sebagai kadaster yang teliti dan rumit dalam membuat peta mempengaruhi goresan tangannya dalam lukisan dan meninggalkan jejak pada karyanya. Ia terlampau teliti, terlampau mengindahkan details yang kecil kecil.  Kritikus seni dalam kolom De Locomotief pada 1920 mengapresiasi gambar Mas Pirngadie yang disetelengkan di Jaarbeurs di Bandung :

"Pirngadie weel mooi stukken netuur te vinden en geeft die met haasl beangsligende getrowheid weer. Zoo is daar een boomgroup, we menen in den Plantentuin, waar haasl blaaje op gepenseeld staat. Dit is natuur copieeren, niet haar met eigen zieLekracht herscheppen". Artinya, kurang lebih : "Karyakarya Pirngadie pemandangan alam yang indah memberikan kepersisan luar biasa. Jadi ada pohonpohon, mungkin di dalam sebuah kebun botani, yang daundaunnya dilukis satu persatu. Ini adalah cetakan dari alam, bukan penggambaran kembali alam".

Pertemuan dengan J.E. Jasper

Tak hanya melukis, Pirngadie juga kerap membuat  ilustrasi, terutama batik yang dikumpulkanya dalam sebuah album. Hal itu diketahui oleh gurunya Von Juncker Bigatto yang kemudian mengenalkan kepada J.E. Jasper, seorang ambtenaar Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Jombang. J.E. Jasper sangat senang melihat album batik yang indah karya Mas Pirngadie.

Dalam sebuah artikel di Op de Hostage tahun 1909, Jasper menulis tentang album ini demikian : "Jarang saya melihat reproduksi motif-motif Batik Jawa asli yang lebih baik dari yang ada di album Mas Pirngadie. Warna soga tua itu, seperti yang dipakai di Yogya oleh pembatik, yang tercipta dari ramuan-ramuan berbahan alami memakai resep yang rumit, begitu juga biru indigo yang diterakan di kain, hasil kerja berbulan-bulan, keindahan dan kecemerlangannya bisa terlihat dari gambar-gambar Mas Pirngadie".

Setelah itu, J.E. Jasper mengajak Mas Pirngadi bekerja di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Dinas Arkeologi dan Seni). Pada mulanya mereka berdua berkolaborasi untuk menggali informasi dan mekonstruksi dari reruntuhan monumen / bangunan bersejarah. J.E Jasper kemudian ditugasi Pemerintah Kolonial Belanda untuk mengumpulkan keterangan lengkap tentang seni kerajinan tangan di seluruh nusantara. Mas Pirngadie pun diajak menjadi illustrateur - nya. Selama sembilan tahun, 1904 - 1913, kedua orang ini berkeliling nusantara.

Data dan informasi tentang seni anyaman, seni tenun, seni batik, seni logam dan lain-lainnya di seantero Hindia Belanda mereka dokumentasikan secara sempurna dan detil lengkap dengan gambar dan ilustrasi yang dibuat Pirngadie. Karya mereka dituangkan dalam lima jilid buku, berjudul De Inlandsche Kunstnijverheid in Nederlands Indie (Seni dan Kerajinan Tangan di Hindia Belanda) yang diterbitkan Graven Hage.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun