Dengan demikian, masyarakat sejak jaman purba di nusantara, termasuk Purbalingga sudah membangun peradaban yang cukup baik. Salah satu, bahan baku yang dimanfaatkan adalah batu-batu columnar, digunakan untuk ritual kebudayaan dari menhir, dolmen, punden berundak dan perkakas batu lainnya.
Bergerak ke era Hindu-Budha, batu-batu columnar juga terus dimanfaatkan. Ada Yupa, batu bertulis tempat menambatkan persembahan sapi peninggalan kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti batu tulis di Kota Bogor, Jawa Barat, penanda kejayaan Kerajaan Pajajaran juga menggunakan batu columnar. Pada masa kerajaan Majapahit juga ada pemanfaatan batu kekar kolom lewat tinggalan batu penambat gajah yang disebut 'cangcangan gajah' di Trowulan, Jawa Timur.
Lalu, bagaimana dengan Misteri Pilar-Pilar Batu Kekar di Talun Wringin?
Jika berdasarkan pada keterangan Kang Sis, jelas itu adalah columnar joint. Namun, tak menutup kemungkinan batu kekar kolom dari Talun Wringin yang disebut warga dengan 'Watu Entep' itu ada yang telah dimanfatkan untuk keperluan bangunan ritual dan kebudayaan. Sebab, Desa Panusupan banyak sekali peninggalan kebudayaan, seperti banyak batu yang diduga dimanfaatkan sebagai menhir lalu artefak batu dari era hindu seperti temuan lingga, yoni, arca dan struktur candi.
Selain itu, di ada salah satu dukuh di Panusupan yang dinamakan Dukuh Candi. Kemudian, Panusupan juga lekat dengan babad sejarah Perdikan Cahyana. Alas Bojongsana yang menjadi lokasi bukit Talun Wringin menjadi jalur yang dilewati Pangeran Pajajaran pendiri Tanah Perdikan Cahyana, Raden Mundingwangi yang kemudian bergelar Syech Jambu Karang. Pada puncak Talun Wringin yang disebut dengan Igir Wringin ada lokasi yang disebut dengan mushola atau langgar. Arah kiblatnya coba diukur oleh Yoyo dari PPA Gasda dengan kompas, pas, sesuai.
Lalu, tak jauh dari Igir Wringin ada Ardi Lawet yang menurut Babad Cahyana adalah tempat berkhalwat Syech Jambu Karang. Bukit sebelahnya lagi ada Gunung Kraton yang diceritakan merupakan tempat penobatan Sang Syech.
Jadi, kesimpulannya, kekar kolom berbentuk pilar atau tiang di Talun Wringin adalah fenomena geologi istimewa yang ada di Bumi Perwira. Kemudian, temuan-temuan artefak yang ditemukan disekitarnya membuktikan bahwa peradaban manusia telah ada di sekitar Talun Wringin sejak ribuan tahun silam. Sangat terbuka kemungkinan batu-batu kekar kolom itu dimanfaatkan untuk bangunan keperluan ritual dan budaya.
Tindak Lanjut
Pada kesempatan jelajah dan anjangsana kemarin, kami menyampaikan ke pegiat desa setempat agar kekayaan alam dan budaya itu dimanfaatkan dengan baik mendasarkan pada pelestarian dan kajian ilmiah yang lengkap. Untuk saat ini, pemerintah desa seharusnya punya sumber daya dan sumber dana yang cukup untuk bergerak ke arah itu. Langkah pertama bisa berkoordinasi dengan instansi yang menangani cagar budaya (BPCB) dan geologi untuk mengkaji lebih komprehensif.