Bicara Pulau Bintan yang paling aku ingat adalah pelajaran geografi yang menyebutkan sebagai daerah penghasil bauksit terbesar di Indonesia. Selebihnya, pulau itu ku kenal sebagai kawasan free trade zone karena letaknya yang strategis dekat Singapura.
Tak banyak ku ketahui kalau Bintan juga ternyata surga tersembunyi. Pulau yang beken dengan nama 'Negeri Gurindam Duabelas' itu banyak memiliki resort wisata yang keren. Pantainya indah, bentang alamnya menawan, budayanya menarik, sejarahnya kaya dan kulinernya, mak nyooong....
Alhamdulilah, aku berkesempatan menjejakan kaki ke Bintan awal Februari 2023 lalu, maka, tak kusia-siakan kesempatan untuk menjelajah pulau itu. Nah, kebetulan di sana ada rekan satu kampung yang super baik, Marsongko alias Koko, Ia berdinas di Polresta Tanjung Pinang, kota terbesar di Pulau Bintan sekaligus ibukota Kepulauan Riau. Dia dengan baik hati menjadi guide selama di sana.
Ok. Kita mulai kisah perjalanannya...
Pagi-Pagi Makan Ketan
Yuks, Jalan-Jalan Ke Pulau Bintan
Perjalanan menuju ke pulau tetangganya Batam itu paling praktis dengan pesawat terbang. Sayangnya, kalau dari Semarang atau Jogja belum ada penerbangan langsung ke sana, harus transit dan tiketnya malah jauh lebih mahal sehingga aku berangkat via Jakarta. Dari Purbalingga berkendara mobil ke Stasiun Purwokerto, lalu berkereta dulu ke Gambir, lanjut menuju Bandara Soekarno Hatta untuk mengejar penerbangan paling pagi, yaitu, Pesawat Garuda pukul 07.00 WIB. Ada 3 pilihan penerbangan langsung, selain Garuda, jam berikutnya ada Citilink dan Batik Air. Tiketnya antara 900 ribu sampai 1,8 juta, tergantung pesawat dan harinya.
Setelah penerbangan selama kurang lebih 1 jam 40 menit, sampailah di Bandara Raja Haji Fisabililah, Tanjung Pinang. Jadi, aku sampai di Bintan masih pagi. Pas sampai di Bandara sudah dijemput Koko dan Koco, kakak beradik, perantau asal Purbalingga yang sekarang tinggal di Tapin. Waktuku masih luang karena acara utama baru sore dan malam hari, Koko menawari untuk jalan-jalan, ya sikat lah. Jadi, setelah selesai urusan persiapan acara, aku menyambut gembira ajakannya untuk mengenal Pulau Bintan.
Lagoi nan Asik Buat Indehoi
Pertama, yang aku kunjungi Lagoi Beach. Kawasan itu penuh dengan resort-resort wisata mewah. Konon, yang punya sebagian besar investor dari Singapura. Wisatawan yang datang pun sebagian besar dari negara tetangga itu, sebab hanya berjarak 40 menit menggunakan Kapal Ferry dan sudah ada pelabuhan di Lagoi yang melayani penyebrangan langsung dari Singapura. Selebihnya, wisatawan terbanyak dari China dan negara asia lainnya seperti Korea dan Jepang serta Eropa. Wisatawan domestik malah minoritas di Lagoi.
Aku diajak Koko ke Treasure Bay Lagoi, sebuah resort yang mempunyai kolam renang terbesar di Asia Tenggara. Tiket masuk on the spot-nya Rp. 185 ribu yang berlaku untuk kita bebas beraktivitas semua permainan air yang disediakan. Mulai dari sekedar berenang di kolam renang dengan air sebening kristal yang seperti pantai sangking luasnya yang diberi nama Crystal Lagoon atau main banana boat, speed boat, kayak dan aneka perainan air lainnya untuk anak dan dewasa. Sayang, aku nggak prepare untuk basah-basahan sehingga hanya jalan-jalan mengelilingi kolam raksasa itu saja.
Pengelola menyediakan mobil golf kalau tak ingin berlama-lama kepanasan. Aku lebih memilih jalan kaki untuk lebih menikmati suasana sekalian biar haus karena kami menuju restoran yang terletak cukup jauh untuk makan siang. Lagian pemandangannya asik sepanjang jalan : hamparan air membiru, pasir putih, berlatar bakau menghijau yang memanjakan mata.
Tak terasa sampai juga di Chill Cove, restoran dengan pemandangan luas ke arah kolam. Lokasinya bersebelahan dengan penginapan di dalam kompleks Treasure Bay yang berbentuk ala-ala tenda dengan nama The Canopy. Wah, harganya kelas tourist asing.. hihi. Aku memesan nasi goreng dan ice lemon tea. Enak sih, gak mengecewakan, cukup worth it untuk makan dengan pemandangan se apik itu.
Puas menikmati lunch yang telat. Kita memutuskan untuk pulang. Nah, jalan kembalinya karena perut kenyang kita naik mobil golf yang tersedia setiap 5-10 menit sekali.
Ah, lain kali, kalau dateng sepertinya harus menginap dan nyebur. Sayang sudah bayar mahal tidak menikmati fasiltas yang sudah disediakan. Padahal, Lagoi asyik banget buat indehoi... ahai..
Pantai Trikora
Kalau Lagoi dijejali resort-resort mewah nan mahal, nah, Pantai Trikora ini lebih banyak wisata rakyat. Untuk menikmati pantai indah sepanjang 20 KM itu cukup dengan tiket masuk Rp. 5.000 juga ada. Meski demikian sajian yang ditawarkan juga ndak kaleng-kaleng... Ada hamparan pasir putih, pantai dengan ombak yang cukup bersahabat, air laut yang jernih, angin sepoi-sepoi dan bebatuan pantai yang instagramable serta mirip setting Pantai Belitong di Film Laskar Pelangi.
Yakin deh, menikmati Pantai Trikora sambil menyesap kelapa muda sudah seperti surga dunia... hehe
Pantai Trikora berada di wilayah timur Pulau Bintan, dari Tanjung Pinang dapat dijangkau berkendara sekira 40-60 menit. Garis pantainya dibagi menjadi 4 sehingga ada Pantai Trikora 1,2,3,4. Setiap bagian terdapat tempat wisata pantai yang dikelola oleh berbagai entitas ada warga, swasta maupun pemerintah daerah yang jumlahnya mencapai puluhan destinasi. Sajiannya sama, bedanya pengelola fasilitas saja. Ada yang hanya pondok-pondok kecil menghadap ke pantai sampai fasilitas hotel dan resort untuk menginap.
Fasilitas pendukung juga beragam, mulai sekedar penyewaan ban dan pelampung sampai fasilitas olahraga air seperti Jet Ski, Banana boat, Kano, Diving. Lainnya ada sarana restoran, warung makan dan jajanan hingga musholla dan fasilitas parkir kendaraan.
Saya di Pantai Trikora ngapain? Setelah memilih destinasi yang paling asyik, saya hanya foto-foto di atas batu tepi pantai yang segede-gede gaban. Kemudian, menikmati semilir angin pantai sambil nyeruput kepala hijau muda... dah itu aja... udah asyik.. hehe.
Nah, saya juga nginep di kawasan Pantai Trikora untuk malam kedua, namanya Bintan Pearl Beach Resort. Sama seperti lazimnya di sana, resortnya menghadap ke pantai, berada di balkon kamar langsung bisa memandangi lautan lepas sampil meresapi pipi ditampar sepoi sepoi angin pantai...
BPBR juga menyediakan kolam renang yang berimpitan dengan pantai. Sepelemparan batu juga ada tanjung-tanjung batu yang ala-ala Laskar Pelangi. Saat menikmati sarapan juga bisa sambil memandang pantai... asyik deh... wkwk
Meski bukan di Lagoi, resort ini tampaknya juga dimiliki investor asing. Liftnya saja suara naratornya pakai Bahasa China, juga untuk papan penunjuk, ornamen dan buku menu. Ya, infonya memang investor asing katanya bisa membangun resort dengan jangka waktu 80 tahun.
Sayang sekali, aku juga gak sempat renang, baik di resort tempat ku menginap maupun di Pantai Trikora. Badan rasanya kurang fit dan kondisi perut tak bersahabat akibat kebanyakan makan seafood... hihi.
Oh ya, penamaan Trikora dari asal kata Tri Komando Rakyat (Trikora). Itu adalah sebuah gerakan yang didengongkan oleh Presiden Soekarno saat konfrontasi Indonesia vs Federasi Malaya yang didalamnya ada Singapura dan Malaysia. Saat itu, terkenal jargon Ganyang Malaysia! Pantai-pantai di Bintan adalah garis terluar perbatasan dengan negara tetangga itu sehingga menjadi basis pertahanan dan kemudian hari di beri nama Trikora.
Serba-Serbi Bintan
Bintan berseberangan dengan Batam yang lebih tenar. Namun, ibukota Provinsi Kepulauan Riau, yaitu Kota Tanjungpinang ada di Bintan. Budayanya kental rasa Melayu, pulau itu dikenal juga dengan Negeri Gurindam Duabelas, salah satu cirinya pantun. Pas saya ngikutin acara di sana, mulai dari pembawa acara sampai narasumber semuanya berpantun baik saat membuka, menyambut tamu, mengapresiasi sesuatu, menjelaskan isi sampai menutup.
By the way, pantunya bukan genre-genre masak aeerr... cakepp.. gitu... hihi. Pantun mereka lebih asik, berimanya tetap pas dan bermakna cukup dalam.
Sejarah kerajaan melayu juga terkenal dari sini. Salah satunya, Kerajaan Melayu Riau Lingga yang pusatnya di Pulau Penyengat, sekitar 2 KM atau sekira 15 menit saja menyeberang dari Tanjung Pinang. Kemudian, budaya Tionghoa juga cukup kental. Ada Vihara Budha super luas bernama Ksitigarbha Bodhisattva yang populer disebut Vihara Seribu Wajah. Sayang, kemarin aku tak sempat mlipir ke sana. Semoga bisa lain waktu.
Untuk sajian kuliner, Bintan dikenal dengan seafoodnya. Mantaps banget. Ikan, kepting, udang, cumi nya fresh dan citarasanya pas di lidah... yang unik ada siput gonggong....Oleh-oleh yang cukup dikenal yang kripik Siput Gonggong itu. Buah tangan yang lain, banyak yang membranding oleh-oleh dari Singapura atau Malaysia seperti coklat dan aneka kue kering.
So far, Bintan asik lah buat jalan-jalan. Pulau yang dikenal juga dengan Negeri Gurindam Duabelas ini paketnya cukup komplit. Alamnya indah, sejarahnya kaya, budayanya menawan dan kulinernya maknyoong...
Terimakasih Koko, Catur dan Panji juga Setyo yang sudah nemenin jalan-jalan di Bintan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H