Prancis katanya lagi musim dingin, namun hawa dari sana justru membuat Indonesia panas. Adalah sebuah pagelaran adi busana di Paris yang turut memanaskan dunia maya di Indonesia.
Pangkal soalnya, Â sebuah brand kosmetik kenamaan asal Indonesia menggelar peragaan fesyen di kota nan romantis itu dan mengklaim tampil di Paris Fashion Week. Sederet artis ikut mengglorifikasi acara tersebur. Belakangan ditengarai mereka tidak tampil di Paris Fashion Week 2022, melainkan hanya sekedar show di Paris.
Jagat maya heboh. Netizeng terbelah menjadi dua kubu, pro dan kontra. Saling serang, riuh rendah.
Ah, saya tidak mau terseret arus itu. Namun, ingin menyampaikan sebuah informasi membanggakan dari kota kelahiranku, bahwasanya karya salah satu desainer dari hanya dua dari Indonesia yang masuk ke Paris Fashion Week 2022 berasal dari Purbalingga!
Keren gak tuuh??
Namanya Sheila Agatha Wijaya, perempuan kelahiran Purbalingga 30 tahun silam. Setelah menempuh pendidikan sampai menengah pertama di 'Kota Knalpot' (SMP Negeri 1 Purbalingga), Sheila melanjutkan SMA di Purwokerto lalu hijrah ke Malaysia untuk melanjutkan pendidikan yang sesuai passion-nya yaitu fashion. Ia menggondol gelar diploma di Raffles Design Institute Malaysia. Tak puas, Ia mengejar S1 di sekolah yang sama namun di Singapura.
Saat menimba ilmu di negeri jiran, Ia bertemu dengan pujaan hatinya Sean Loh. Mereka berdua sama-sama berkecipung di dunia adi busana. Oleh karenanya, setelah lulus pendidikan sarjana pada 2011, keduanya mendirikan brand 'Sean and Sheila'.
Tak dinyana, dalam tempo beberapa tahun saja, pasangan ini sudah menyabet banyak prestasi. Pada 2013 mereka meraih Harpers Bazaar New Generation Fashion Designer Award di Bangkok, Thailand. Lalu, Mercedes-Benz Fashion Week di Australia 2014, juga The Best Emerging Designer of the Year dari Elle Award di tahun yang sama.
Pada 2015, label ini bergabung dengan Generasi Keempat Indonesia Fashion Forward yang didukung British Council tampil di Jakarta Fashion Week 2019. Sean and Sheila berbagi panggung dengan Teatum Jones untuk membangkitkan kesadaran akan inklusivitas mode.