Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Misteri Prasasti "Batu Tulis" Cipaku, Purbalingga

10 Juni 2019   12:17 Diperbarui: 10 Juni 2019   20:42 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Cipaku (Dokumentasi Pribadi)

 

Sebaris kalimat dalam Aksara Pallawa tergores pada batu sebesar gajah di bawah pohon beringin dengan tajuk rimbun yang ada di Dukuh Pangebonan, Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.

Watu Tulis, begitu warga setempat menyebut, yang kemudian dikenal dengan Prasasti Cipaku itu merupakan salah satu artefak sejarah penting yang ditemukan di Purbalingga.

"Indra Wardhana Wikrama Deva"

Teks di Prasasti Cipaku (wikipedia)
Teks di Prasasti Cipaku (wikipedia)
Sebaris kalimat itulah yang berhasil ditafsirkan oleh Drs. Kusen, Arkeolog Universitas Gajah Mada dari rangkaian aksara yang kini sudah terkikis dan sulit untuk dibaca kembali itu. 

Prasasti yang diduga berasal dari abad ke 5 Masehi itu mulai diteliti sejak tahun 1983 dan saat ini sudah ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Sayangnya penelitian lanjutkan mengenai Prasasti Cipaku masih minim sehingga belum jelas siapakah Indra Wardhana Wikrama Deva, berasal dari kerajaan apa dan kenapa ada di Purbalingga. 

Para sejarawan menduga nama yang tergores pada Prasasti Cipaku adalah nama raja/bangsawan pada masa lampau, sekira abad ke 3 -- 5 Masehi. Namun, raja siapa dari kerajaan mana masih belumlah bisa dipastikan.

Ada dugaan merupakan bangsawan dari Kerajaan Tarumanegara yang berpusat di Jawa Barat. Hal itu terkait dengan temuan batu bertulis juga di Sungai Ciaruteun yang kemudian disebut dengan Prasasti Ciaruteun. Baik Prasasti Cipaku maupun Prasasti Ciaruteun ditulis dalam bentuk seloka dengan beraksarakan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Kedua prasasti juga ditaksir dibuat pada masa yang sama.

Prasasti Ciaruteun (kisahasalusul.blogspot.com)
Prasasti Ciaruteun (kisahasalusul.blogspot.com)
Perbedaaanya, jika Prasasti Cipaku hanya terpahat satu baris kalimat, Prasasti Ciaretun tergores empat baris dengan seloka metrum anustubh. Dalam prasasti ini juga terdapat sepasang pahatan telapak kaki, gambar umbi, sulur-suluran (pilin), dan laba-laba. Isi tulisan Prasasti Ciareteun adalah :

Vikkrantasyavanipat eh

Srimatah purnnavarmmanah

Tarumanagarendrasya

Visnoriva padadvayam

Setelah diterjemahkan, tulisan dalam prasasti Ciaruteun memiliki arti sebagai berikut: "Inilah tanda sepasang telapak kaki seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia Sang Purnnawarmman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".

Raja Purnawarman adalah raja yang diduga memimpin masa keemasan Kerajaan Tarumanegara. Jadi, apakah Cipaku dan Wilayah Purbalingga waktu itu masuk wilayah kekuasaan Sang Purnawarman? Bisa jadi. Ada pula dugaan bahwa Cipaku dulunya merupakan pusat kekuasaan Kerajaan Galuh Purba dengan Indra Wardana Wikrama Deva salah satu rajanya. Ya, bisa jadi juga.

Hingga kini Prasasti Cipaku masih menyimpan misteri.

Mau ke Prasasti Cipaku? Ini rutenya.

Tidak sulit mencari keberadaan prasasti ini. Jika berangkat dari pusat Kota Purbalingga, Anda bisa berkendara ke arah Bobotsari, setelah sampai di perempatan Mangunegara, Kecamatan Mrebet belok ke kiri. 

Ikuti terus jalan utama dan ada penunjuk jalan menuju Prasasti Cipaku yang dibuat Pemda Kab. Purbalingga maupun Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya Jawa Tengah. 

Setelah sampai, Anda bisa memarkir kendaraan di Musem Lokastithi Giri Badra yang ada di berada di area Situs Cipaku. Kemudian, lewati jalan setapak tepat di samping museum milik Bapak Mintohardjo ini kurang lebih 50 m. Sampailah di Watu Tulis yang tenang, asri dan sejuk.

Watu Tulis Cipaku (Dok. Pribadi)
Watu Tulis Cipaku (Dok. Pribadi)
Ada beberapa informasi unik mengenai Watu Tulis ini, selain bersejarah batu ini konon mengandung daya magnet yang kuat sehingga jarum kompas petunjuk arah jika didekatkan ke watu tulis maka akan bisa berbalik arah 180 derajat. Batu besar tersebut dipercayai berasal dari pecahan meteor yang jatuh dari langit. Kalau bertandang kesitu silakan coba sendiri yaaa..

Watu Tulis juga masih dikeramatkan warga setempat dan dikunjungi berbagai peziarah dari dalam dan luar kota. Banyak sisa dupa dan sesaji yang ditinggalkan di sekitar Prasasti Cipaku.

Jika berkenan silahkan tonton dan subscribe channel youtube di bawah ini yaa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun