Ada pula ahli sejarah yang beranggapan fungsi batu Dakon itu sebagai proyeksi peta bintang seperti di dataran tinggi India atau seperti sistem penanggalan kuno di Masyarakat Adat Baduy yang dikenal dengan "Kolonjer". Entah apapun fungsinya, kalau melihat cerukan-cerukan pada batu Dakon jelas hasil karya manusia dan tampak sekali sering digunakan.
Nah, Masyarakat Desa Onje mempunyai versinya sendiri mengenai batu Dakon yang bertalian dengan leluhur mereka, yaitu, Adipati Onje II atau Raden Anyakrapati. Berdasarkan cerita rakyat setempat, batu ini merupakan peninggalan dukun bayi yang merawat Adipati Onje II yang hidup pada Abad 16 Masehi (Manuskrip Punika Serat Sejarah Babad Onje ).Â
Konon, batu tersebut sebagai bekas sarana mengulek aneka bahan jejamuan untuk kesehatan atau pengobatan masa kecil Sang Adipati. Cerita lain, masih terkait Adipati Onje II, batu tersebut bisa berlubang-lubang karena sengaja digerus-gerus untuk diambil serbuk batunya yang digunakan untuk bahan menggosok gigi.
Jadi, mana yang paling logis soal fungsi batu Dakon nan unik itu? Silahkan dinilai sendiri yaa. Kalau rekan kompasianer mau bertandang ke Purbalingga. Menjelajahi keindahan dan kekayaan budayanya, silahkan kontak saya.
Salam Hangat dari Purbalingga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H