Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sengkarut Percabaian dan Solusinya

10 Januari 2017   20:50 Diperbarui: 10 Januari 2017   20:58 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi solusinya bagaimana ya?

Pemerintah harus bertindak. Siapa lagi kalau bukan pemerintah. Pertama dan yang paling utama, beresin tata niaga cabe karena ini tidak ada yang bisa menangani kalau pemerintah tidak ikut cawe-cawe. Kalau memang terbukti ada praktek mafia, ya berantas lah. Pemerintah harus melindungi petani saat harga cabe ambruk, juga jangan biarkan tenggulak semena-mena mengambil keuntungan dengan memotong rantai distribusi. Kemudian, Kementerian Pertanian juga harus turun tangan di sektor hulu dengan membantu petani mulai dari budidaya hingga penanganan pasca panen.

Buat para pedagang, tengkulak, spekulan please lah, jangan semena-mena kalau ambil untung. Anda untung besar cuma yang lain pada kelimpungan kan ya anda itu ‘Jahat’ kalau kata Cinta. Lebih-lebih, cabe itu salah satu faktor penyebab inflasi lho. Kalau inflasi melonjak, harga barang lain terkerek, ekonomi gonjang-ganjing wah Anda turut berdosa besar lho, wahai para spekulan.

Untuk para wirausahawan, ayo buat olahan cabe. Ini peluang pasar lho. Buat awetan cabe, sambel botolan atau produk olahan cabe lainnya. Memang, sekarang masih belum memasyarakat sih, tapi lama kelamaan biasa kok. Kalau ada subtitusi cabe segar, semoga fluktuasi harga bisa ditekan.

Buat ibu-ibu, khususnya mamah-mamah muda, ini saran yang kelihatanya sederhana tapi kalau mau dilakukan mujarab. Ayo manfaatkan pekarangan, tanem cabe, tidak perlu lahan luas kok, bisa ditanam dalam polybag atau pot. Cabe bisa buat tanaman hias lho. Cabe rawit itu buahnya cantik, gradasi warna buahnya dari keputihan, kekuningan, oranye sampai merah merona. Selain buat pemanis di pekarangan rumah, jika butuh sambal atau bumbu masakan tinggal petik, praktis kan. Betewe, kalau nanem puluhan pot doang biasanya jarang ada hama dan penyakit kok, ya memang repot dan pasti mamah-mamah jaman sekarang enggan bercocok tanam akan tetapi bisa lho buat tren baru, bukan hanya Macan Ternak alias Mama Cantik Anter Anak bisa saja buat gerakan Mama Cantik Tanem Cabe.

Itu saja, sekilas analisis soal melambungnya harga cabe dan solusinya. Terimakasih dan salam pedas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun