Bersih dan Senyum. Dua kata itu bisa menjadi kunci pembangunan negeri ini, baik fisik dan mental, untuk menjadi lebih baik. Untuk mencapainya ’Bersih’ dan ’Senyum’ perlu diejawantahkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari individu / pribadi, masyarakat sampai kepada tataran pemerintah. Oleh katena itu, tepat jika pemerintah mencanangkan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum.
Saya memiliki keyakinan jika gerakan ini dibudayakan dan diaplikasikan berbagai persoalan, mulai dari persoalan pribadi, masyarakat sampai persoalan bangsa bisa terselesaikan. Terkesan utopis, tapi saya akan mencoba berbagi cerita dan urun rembuh bagaimana Bersih dan Senyum bisa menjadi sebuah solusi.
Bersih
Kebersihan akan berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan hidup. Kita semua pasti sudah mahfum, bahkan, hadist nabi juga menyebutkan pentingnya menjaga kebersihan dan menjadikan pola hidup bersih merupakan sebahagian dari keimanan. Namun, kebersihan juga ternyata memiliki dampak terhadap peningkatan produksi dalam usaha budidaya pertanian lho..
Begini ceritanya :
Lingkungan Bersih, Produksi Meningkat!
Saya mengolah lahan kebun kecil-kecilan, sekitar 100 m persegi, untuk ditanami berbagai macam sayuran dengan budidaya secara organik. Ada, kangkung, sawi, kacang panjang, daun bawang, cabai, terong dan tomat yang ditanam untuk memenuhi kebutuhan warung makan yang saya kelola.
Awalnya, saya agak asal mengelola kebunnya, yang penting saya tanam benih yang baik dan dipupuk. Saya malas membersihkan gulma. Jika sudah sangat mencolok pertumbuhan gulmanya baru turun tangan. Sampah-sampah daun pun demikian. Jika sudah menggunung baru dibersihkan. Hasilnya, produksi sayur pas-pasan meski sudah dipupuk, malah banyak tanaman yang terserang hama dan penyakit sehingga yang tadi tujuannya buat nambah-nambah penghasilan malah justru menjadi mubazir dan rugi.
Tenyata tidak cukup hanya menanam benih yang baik dan memupuk, sehingga saya mulai tergerak untuk intens merawat kebun. Itung-itung buat olahraga juga lah. Saya mulai rajin membersihkan gulma. Sampah daun juga saya bersihkan dan kumpulkan. Selokan diperdalam agar lahan tidak tergenang air saat hujan datang.
Hasilnya, panen berikutnya jauh lebih bagus, produksi meningkat drastis. Serangan hama dan penyakit pun berkurang. Saya pun bisa mencukupi sebagian kebutuhan sayuran keluarga dan warung makan dari kebun tersebut. Bahkan, lebihnya bisa saya titip jual ke abang penjual sayur keliling. Lumayan yah..
-oo-
Dari pengalaman tersebut, saya kemudian menyadari, kebersihan itu penting bukan hanya bagi manusia, bagi tanaman pun demikian. Sanitasi lahan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya pertanian. Meski benih sudah unggul dan dipupuk rutin, jika kebersihan lahan tidak diperhatikan hasilnya tidak akan maksimal bahkan merugi.
Nah, saya yakin jika bersih menjadi sebuah budaya maka berbagai persoalan bisa teratasi mulai dari persoalan pribadi, masyarakat sampai persoalan berbangsa dan bernegara.
Pribadi yang bersih. Secara harfiah menjaga kebersihan diri sendiri sudah kita tahu bersama manfaatnya begitu besar, nyaman, sedap dipandang dan jauh dari penyakit. Pribadi bersih disini juga bisa berarti menjaga diri dari perbuatan yang kotor. Jadi, pribadi yang bersih selain membuang sampah pada tempatnya juga membuang jauh-jauh perbuatan kotor dan tercela. Pribadi yang bersih selain memilah sampah juga bisa membedakan mana hal yang baik dan buruk. Jadi, kebersihan disini selain persoalan kesehatan raga, juga perihal kesehatan jiwa. Pribadi yang bersih bisa menjaga kesehatan dua-duanya, jiwa dan raga.
Masyarakat yang Bersih. Masyarakat yang bersih adalah kumpulan individu yang mampu secara kolektif menjaga kebersihan lingkungannya. Masyarakat yang sadar bahwa kenyamanan bersama bisa diperoleh dengan pola hidup bersih. Jika sudah tercipta masyarakat bersih sudah barang tentu lingkungan nyaman, indah, jauh dari wabah penyakit juga bencana. Selain itu, masyarakat yang bersih juga bisa berarti masyarakat yang lingkungan sosialnya tidak terkotori fitnah, tidak tercemar dengan cela mencela dan saling menjaga dari perbuatan yang tak terpuji.
Pemerintah yang Bersih. Pemerintah yang bersih selain lingkunganya bersih dan nyaman, lebih kepada praktek pemerintahan yang baik. Sudah barang tentu menerapkan praktek birokrasi yang bersih, pengelolaan yang keuangan negara yang transparan dan akuntabel. Dengan demikian, tentu pemerintahan yang bersih jauh dari polusi praktek-prakter tercela seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Senyum
Senyum itu bermanfaat, senyum itu ibadah sudah menjadi rahasia umum. Saya pernah membuktikan bagaimana keajaiban sebuah senyuman.
Begini ceritanya :
Senyum Terkembang, Penyakit Hilang
Hal ini sungguh kontras dengan sikap dan perilakunya 10 tahun lalu. Beliau pemarah, sumbu pendek. Ada masalah semua dibuat gundah. Ada perkara gampang sekali murka. Keluarga, anak buah bahkan relasi kerja sering kenah getah kalau beliau sedang marah.
Semua berubah saat beliau menjalankan saran dokter untuk menyembuhkan penyakit darah tinggi dan kolesterol yang sudah mulai di deritanya. Beliau memang menjadi pasien tetap dokter, obat-obatan rutin dikonsumsinya menahun setiap hari. Saran yang disampaikan dokter itu bukanlah saran medis. Sebuah ’resep’ yang sangat sederhana. Kurang lebih begini saran dokter ke beliau
”Bapak, semua perlakuan medis terbaik sudah kami berikan. Ada satu saran saya jika Bapak ingin sembuh. Saran ini non medis dan sangat mudah dijalankan. Bapak janji satu hal, mulai besok Bapak tidak boleh marah-marah meski banyak masalah, perbanyaklah senyum. Satu lagi, perbanyak sedekah,” katanya.
Kemudian, beliau mulai menjalankan saran dokter tersebut dengan sunguh-sungguh. Beliau mulai banyak senyum, ramah kepada semua orang. Beliau juga jadi banyak sedekah, menyumbang berbagai kegiatan sosial, bahkan sampai bikin yayasan amal.
Ajaib, seiring dengan perubahan beliau, penyakitpun raib. Beliau sekarang sehat dan bugar. Pada ulang tahun ke 75 yang jatuh di bulan ini, bahkan beliau merencanakan mau jelajah alam bersama keluarga.
-oo-
Dari cerita itu, saya yakin, senyum menjadi solusi kedua setelah bersih untuk mengatasi berbagai persoalan, mulai dari persoalan kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pribadi Tersenyum.Senyum, sudah menyadi rahasia bersama memiliki segudang manfaat. Senyum terbukti meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah stress dan memperpanjang umur. Penelitian juga menyebutkan senyum bisa meningkatkan hormon endorfin yang berperan dalam kebahagiaan, juga menurunkan tekanan darah. Senyumlah dan percayalah Anda akan terlihat lebih awet muda, membuka tali silaturahmi dan membuat penampilan anda lebih baik. Selain bermanfaat bagi pribadi, senyum juga bermanfaat orang lain. Senyum bak virus, senyum menularkan energi positif dan membuat orang lain tersengat dan ikut tersenyum. Maka dari itu, tersenyumlah, Insya Allah harimu akan lebih mudah dan indah. Akan tetapi ingat, tersenyum yang ikhlas dan jangan senyum-senyum sendiri ya.. hehe.
Masyarakat Tersenyum.Masyarakat yang tersenyum memiliki arti masyarakat yang ramah, masyarakat yang toleran dan memiliki tenggang rasa tinggi. Masyarakat yang mau membuka diri, menerima perbedaan dan saing memberikan energi positif. Masyarakat yang tersenyum tidak mudah terprovokasi dan tersulut emosi karena isu yang tak jelas. Masyarakat tersenyum tentulah hangat dan bersahabat.
Pemerintah Tersenyum.Pemerintah yang tersenyum berarti pemerintah yang melayani sepenuh hati. Ramah kepada masyarakat yang harus dilayani. Birokrasi yang tersenyum tentu mempermudah, bukan berbelit dan mempersulit. Aparaturnya ramah, profesional dan mampu melayani dengan baik kepentingan masyarakat.
Akhir kata, ayo kita budayakan hidup bersih dan senyum. Dukung dan sukseskan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum. Insya Allah, hidup akan lebih mudah dan indah, baik kehidupan pribadi sampai kehidupan berbangsa dan negara. Amin
FB Igo Saputra
Twiter Igoendonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H