Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Banyumas Sarang Baru Teroris?

1 Januari 2014   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Imam juga melakukan latihan militer (I'dad) di Gunung Salak, Jawa Barat, Januari 2013. Ia diduga menjadi pencari dana untuk halaqoh yang dipimpin Rohadi. Tidak hanya itu, Imam diyakini mengetahui dan terlibat perencanaan teror terhadap umat Buddha dengan sasaran bom ke Kedutaan Besar Myanmar yang dapat digagalkan.

Sekadar informasi, Desa Kebarongan diketahui pernah menjadi markas Panglima Sayap Militer Jemaah Islamiyah (JI) Abu Dujana. Di sana masyarakatnya terkenal taat dan militan. Di Kebarongan ada beberapa pesantren yang cukup familiar sampai ke daerah saya Purbalinggga.

Nah, setahun lalu, pada pertengahan Desember 2012. Purbalingga, kota saya juga pernah digegerkan oleh penangkapan teroris. Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri datang ke kota Knalpot untuk menangkap terduga teroris bernama Ali Zaenal Abidin. Berita lengkapnya disini

Ia di tangkap di Pasar Gang Panca, Kelurahan Purbalingga Lor, Purbalingga. Warga sini menyebut pasar itu 'pasar cilik'

Kejadianya waktu itu di hari Minggu. saat itu, Ali tengah membeli sarapan dan belanja untuk keperluan pesantrennya. Ali merupakan santri Pesantren Ma'had Al-Tahfizhul Qur'an El-Suchary, Jl. Brubahan, Kelurahan Purbalingga Lor. Jarak dari pesantren ke 'pasar cilik' hanya sekitar 5 menit dengan sepeda motor.

Ali bukanlah warga asli Purbalingga, alamat asalnya di Ngruki RT 5 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Dia diduga menyusup dan bersembunyi di Purbalingga setelah diburu Densus sejak insiden pelemparan bom di Solo, Agustus 2012.

Waktu itu, Ali belum genap tiga bulan belajar di pesantren itu. Sebelumnya, Ia pernah be­la­jar di Ponpes Ngruki pimpinan ter­pidana teroris Abu Bakar Ba'asyir.

Yang menjadi pertanyaan saya, kenapa sekarang Wilayah Banyumas dan sekitarnya (Banyumas, Purwokerto,Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap) menjadi favorit teroris bersembunyi yah?

Padahal, masyarakat disini dikenal masyarakat yang toleran. Malah secara umum, sering dikatakan cenderung 'abangan'. Sebelumnya, warga 'panginyongan' juga jarang sekali yang terlibat dalam jaringan terorisme. Banyumas aman, tenteram dan jauh dari gejolak politik, konflik apalagi terorisme.

Oleh karena itu, Kalau saya boleh sedikit menganalisis, ideologi terorisme tidak ada di Banyimas. Banyumas merupakan tempat yang sama sekali tidak subur untuk ideologi sesat semacam itu. Wilayah kami ini hanya menjadi tempat bersembuyi mereka. Soanya, pada terduga teroris yang ditangkap juga bukanlah asli 'ngapakers'. Anton dari Bandung, Bella mao Bollang dari namanya saja sepertinya bukan asli orang Banyumas sepertinya. Kemudian yang ditangkap di Purbalingga juga bukan warga kaki Gunung Slamet.

Jadi, pesan saya buat warga 'panginyongan' sepertinya kita harus meningkatkan kewaspadaan. Tetaplah ramah, tapi kewaspadaan juga perlu, terutama untuk para pendatang. Bentengi dengan pemahaman agama yang benar. Agama yang menjadi rahmat bagi sesama dan semesta alam.

Akhirnya, semoga terorisme tidak tumbuh subur di Banyumas dan bisa dibasmi sampai ke akar-akarnya.

Salam dari Purbalingga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun