Dari awal pertunjukan saya berpikir, di mana para pemain yang menggerakan boneka-boneka itu yah?? Nah, setelah pertunjukan usai, akhirnya para pemain muncul dari balik panggung dan memberi hormat. Mereka bawah kuyup. Penonton pun memberikan tepuk tangan meriah..Â
Konon katanya, wayang air merupakan permainan masyarakat Vietnam ketika masa tanam padi dimulai, di mana sawah-sawah mulai terendam air. Water puppet ini sudah dikenal di Vietnam sejak abad ke-11. Kesenian ini juga menjadi kebanggaan masyarakat Vietnam, sering ditampilkan di berbagai festival internasional atau saat kegiatan pertukaran budaya dengan negara lain.Â
Saya memberikan nilai 9 untuk pertunjukan itu. Saya pikir rugi besar jika ke Vietnam tak menonton pertunjukan ini. 'Not watching a performance of Water Puppetry means not visiting Vietnam yet' : kata selebaran promo pertunjukan itu dan saya pun setuju.Â
Usai pertunjukan kami menyempatkan untuk menikmati kopi di Nguyen Tran Dung Coffe Shop! Mirip Bakoel Koffie di Cikini lah tempatnya. Asik buat ngobrol dan ada fasilitas wifi. Penat lepas sudah, kami melanjutkan perjalanan pulang dengan jalan kaki. Hari sudah malam, taman-taman kota dan jalanan yang kami lewati bertambah ramai.Â
Hmmh, orang-orang vietnam ternyata sangat suka olah raga dan menari. Taman kota dipenuhi warga Saigon yang mencari keringat dengan bermain Dakao (olah raga khas vietnam, mirip sepak takraw tetapi menggunakan kok berpegas),yoga, senam, badminton, futsal dan berdansa.Â
Taman kota di Saigon, terawat dengan baik dan bersih. Penataanya pun artistik dengan patung-patung tersebar di setiap sudut taman. Fasilitas juga memadai, ada alat fitnes yang bisa digunakan bebas dan tentunya gratis.. Perjalanan kami berlanjut dan sampailah di hostel. Kamipun segera tidur dengan lelap karena lelah akibat perjalanan seharian yang indah...
Berlanjut ke part 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H